Gay Erotic Stories

Banyak orang yang menanyakan padaku,apakah cerita -ceritaku yang dimuat dalam situs MOTNES merupa-kan fakta atau hanya fiksi.Tentu saja aku tak mau menjawabnya! Jawabannya aku serahkan kepada para pelaku. Karena justru para pelaku itu lah yang seharusnya bersaksi tentang apakah cerita-cerita-ku benar-benar fakta atau hanya fiksi.

Ada juga yang mempertanyakan apakah memang benar mudah bagiku untuk melakukan pendekatan pada laki -laki yang ingin aku cabuli. Sebab, kata mereka, dalam kenyataannya tidak mudah mendekati seorang laki-laki untuk diajak main cabul sex sejenis.

Tentu saja para penanya ini lupa bahwa kondisi pribadiku berbeda dengan mereka.Pertama: aku ber-darah campuran Eurasia [Indo] yang di Indonesia biasanya dianggap lebih menarik dari orang-orang Indonesia pada umumnya.Kedua: aku berwajah tampan dan bertubuh tinggi besar dan atletis yang pasti membuat aku tampil lebih berwibawa. Ketiga : aku mempunyai banyak uang atau paling tidak bagiku uang bukan masalah. Keempat : aku terampil dalam bela-diri sehingga jika ada laki-laki yang akan melawan aku, selalu dapat aku kalahkan dan aku kendalikan. Kelima : aku punya aura kuat yang biasanya tidak terkalahkan oleh laki-laki lain! Keenam:aku punya "gaydar"[gay radar],yaitu indera keenam yang dapat menentukan dan mengidentifikasi apakah seorang laki-laki yang ada hadapanku punya kecenderunagn homosexual atau tidak!Ketujuh : aku pandai bergaul dan dalam bergaul aku tidak pernah memilih-milih atau membeda-bedakan orang menurut status atau tingkat sosial-ekonominya!

Jika ada orang lain yang punya kondisi atau punya "nature" seperti aku, pasti dia juga akan mudah melakukan pendekatan pada lelaki yang disukainya untuk diajak main cabul [sex sejenis]. Meskipun demikian, setiap laki-laki homosex boleh mencoba untuk melekukan pendekatan dengan laki-laki yang disukainya, aku yakin bahwa pasti ada juga yang berhasil! Salah satu contoh bahwa aku bisa dengan mudah melakukan pendekatan pada cowok adalah, apa yang aku lakukan di Bali [tak berapa lama sebelum aku menulis cerita sialan ini] pada George, seorang cowok bule! Ceritanya adalah seperti berikut ini. GEORGE SANG PENARI TELANJANG

Dalam salah satu liburanku aku pergi ke Bali.Saat itu Bali sepi akibat hantaman peristiwa Bom Bali Jilid I dan Jilid II.Tentu saja keadaan ini amat menyusahkan masyarakat Bali yang mengandalkan hidupnya dari industri turisme.Bagaimanapun juga sunyinya Bali ketika itu memberikan nuansa dan kenikmatan tersendiri bagiku.Sebab,pada dasarnya aku memang suka pada kesunyian dan kesendirian. Terkecuali, tentu saja, kalau aku ditemani oleh cowok yang tampan, jantan dan menawan! Meskipun Bali sepi, tapi saat itu masih ada juga turis asing satu atau dua orang berkeliaran di Bali. Ketika itu aku menginap di salah satu hotel yang letaknya di suatu resort di tepi pantai. Di Bali ada beberapa resort yang terkenal. Antara lain adalah : Kuta, Sanur, Jimbaran dan Nusa Dua.

Sesuai dengan isi kantongku yang tebal[uang bukan masalah bagiku dan uang tidak pernah merupakan masalah bagiku], maka aku menginap di salah satu hotel bintang lima.

Tiap pagi aku melakukan jogging di jogging track yang ada di hotel dan agar mencapai target 5 km maka aku jogging sampai ke tepi pantai.Tiap pagi pula aku selalu berjumpa seorang pemuda kulit putih yang sangat menawan. Dia mungkin berumur sekitar 20 tahun. Tubuhnya tidak terlalu tinggi untuk ukuran Eropa tapi cukup tinggi untuk ukuran orang Indonesia.Tubuhnya atletis, ketat berotot, amat menawan. Aku hafal tubuhnya. Apalagi hampir selalu aku jumpa dia bertelanjang dada atau hanya mengenakan celana renang yang minim - berwarna hitam. Kontras sekali dengan tubuhya yang putih.

Rambut kepalanya hitam. Dada dan perutnya tidak berambut,tapi tungkainya tampak ditumbuhi rambut halus.Suatu kali aku mencuri pandang ketiaknya, ketika dia mengangkat tangannya ke atas dan aku menampak bulu-ketekya yang tumbuh sekedarnya saja tapi seakan melengkapi kelaki-lakiannya dan juga kedewasaannya yang sempurna! Indah sekali!

Berdasarkan hasil obrolan dengan para bell boys hotel itu, aku mendapat informasi bahwa cowok bule ganteng itu bernama George, orang Australia. George adalah tamu tetap hotel itu. Dia tinggal di Bali selama satu bulan setiap tahunnya dan dia selalu menginap di hotel itu.

Kebetulan aku juga punya beberapa kenalan bell boys yang dekat dengan aku[karena sering aku beri tip besar].Dari mereka inilah aku dapat informasi bahwa ternyata George adalah anggota kelompok "male stripper" - yang sangat terkenal itu.Tidak heran jika George punya penampilan yang begitu tampan, jantan dan menawan.Aku yakin,pasti kontol George besar dan disunat ketat seperti lazimnya persyaratan bagi seorang male stripper! Dalam hatiku, aku bertanya-tanya apakah George seorang straight,bi-sex atau gay?Dan apakah George bersih dari HIV/AIDS? Bagaimana pun otakku yang kotor sedang mereka-reka, merekayasa, dan merencanakan untuk main cabul dengan cowok bule sialan yang tampan, jantan, dan menawan itu! Ta'i! Setelah berhasil mengetahui nomor kamar George di hotel itu aku pun mulai mencoba mencari-cari jalan untuk berkenalan dengan George - Si Penari Telanjang itu [male stripper].

Karena tiap pagi aku jumpa George di pantai,maka pada suatu pagi aku pun mulai menyapanya dengan sapaan :

"Hallo", atau "Good Morning",tiap kali aku jumpa George.Tiga hari kemudian, pada pagi hari di pantai aku mulai mencoba mengajak George ngobrol.

Tentu saja lebih mudah bagiku untuk mendapatkan perhatian George. Karena aku punya penampilan bernuansa bule.Mungkin saja kalau aku bertampang Melayu,George tak akan memperdulikan aku.Meskipun aku berdarah bule, tapi aku tidak suka dengan sikap orang bule yang arogan seperti itu terhadap orang Asia atau Afrika yang bukan orang kulit-putih [bukan Bule - bukan Caucasian].

Berbeda dengan cowok Indonesia yang kalau ada cowok lain yang melakukan PDKT[pendekatan] untuk main sex sejenis akan menanggapinya dengan jalan yang berliku, ternyata George mengambil jalan pintas. Setelah berkenalan denganku,dia langsung saja mengajak aku "date" dikamarnya.Mungkin saja George punya "gaydar",sehingga ia bisa mengetahui bahwa aku doyan sejenis. Atau bisa juga sebagai seorang male stripper,George sering didekati oleh cowok yang ingin mengajaknya main sex sejenis! Oleh karena itu dia memilih jalan yang praktis-praktis saja.Lebih hebat lagi,George mengajak aku datang ke kamarnya sesudah makan siang hari itu. Katanya :

"I'll wait you in my room this afternoon. After lunch" [artinya: "Gw tunggu loe di kamar gw ntar siang, abis makan siang"].

"Before that.May I invite you to have lunch with me today in the restaurant?",undangku[artiya:" Sebelon itu. Loe mau nggak gw makan siang bareng gw?"].

"OK. It'll be nice",jawab George [artinya : "OK. Bagus juga!"].

"OK.Say twelve o'clock. In the restaurant second floor",sambungku lagi [artinya:"Gimana kalo jam duabelas! Di restoran, lantai dua."].

"OK", kata George,kami pun berpisah pagi itu dan hatiku berbunga-bunga.

Siang itu kami makan-siang bareng. Bagaimana pun juga aku bangga sekali makan siang dengan George yang tampan itu.Dia mengenakan T-shirt merah tua dengan celana jeans biru denga sandal kulit.Tapi dasar George ganteng, pakai baju apapun dia tetap saja ganteng! Kami ngobrol ke barat ke timur dan ternyata meskipun George bule dan baru berumur 20 tahun dia banyak membaca dan punya pengetahuan luas. Kami makan dan ngobrol hampir tiga jam dan aku hampir kehilangan nafsu untuk main sex dengan George. Selesai makan aku dan George masuk kamar George.Didalam kamar,tanpa bilang apa-apa George melepaskan semua pakaiannya sampai dia telanjang bulat. Aku masih terdiam. Lalu George berkata :

"So?Let's start. Strip yourself"[artinya :"Jadi? Ayo mulain.Loe telanjang dong!"].

Tanpa mengatakan apa-apa aku pun melepas semua penutupku yang hanya 3 pieces,itu:T-shirt,celana-pendek,dan kancut minim.Kemudian aku segera mulai "menyerang" George dengan pelukan dan ciuman ber-tubi-tubi.

Aku gunakan tenaga dan kekuatanku buat memeluk tubuh George. Kemudian masih dalam rangkulanku, George aku dorong ketempat tidur sampai dia agak terhempas,terlentang. Agar George tidak merasa tersinggung,aku mendorongnya tidak terlalu kasar.

Di atas tempat tidur George yang besar [double bed],tubuh George yang telanjang bulat itu aku pakai sepuas-puasku, di bawah kendaliku penuh.

Aku gunakan sebelah tanganku untuk merangkulnya dengan kuat,sementara itu tubuh dan kakiku juga menjepitnya dari bawah. Wah!Rasanya nikmat bukan main!

Kontol George yang besar dan disunat ketat itu tegang, tegak, dan besar.Kepala kontolnya merah-ungu berkilat,lobang kencingnya menganga.

Seperti orang main akrobat,sekali-sekali mulutku mengisap dan menjilati kontol George. Sementara tangan dan kakiku menjepit,menekan dan merangkul badan George yang telanjang bulat itu! Aku mau supaya dia tak bisa bergerak dan benar-benar bisa jadi sasaran pelampiasan nafsu sejenisku!

Karena aku perlakukan seperti itu mungkin George mengira aku terlalu bernafsu. Beberapa kali aku dengar George berkata :

"Easy!Easy man!",artinya kira-kira :"Pelan-pelan, Oom!".

Tapi ocehannya tak aku pedulikan. Aku memuaskan apa saja yang ingin diriku puaskan. Sebentar aku lumat bibirnya,lalu sebentar aku jilati tubuhnya, lalu kontolnya, kemudian ketiaknya. Puting susu-nya aku main-mainkan,aku pijit,aku pelintir, aku jilat.Lalu tubuh George aku balikkan menelungkup seperti orang membalik ikan-goreng diatas piring makan. Kedua kakinya aku tarik dan juntaikan ke lantai dan tanpa ampun boolnya aku embat dengan kontolku - sambil aku bengkek belahan silitnya! Ketika itu juga George langsung berkata :

"Wear condom.Please!"' [artinya : "Tolong dong, loe pake kondom"].Kontan aku jawab dengan tegas:

"NO! NEVER!", kataku tegas!

Aku tahu bahwa jika cowok bule minta agar cowok yang akan mengetotinya supaya pakai kondom, ada kemungkinan cowok bule itu masih bersih [negatif] dari penularan virus AIDS! Saat itu, hasil test darahku pun selalu negatif dari virus AIDS.

"I'm not going to wear condom and you shut up!" bentakku [artinya :"Gw nggak akan pake kondom dan loe tutup mulut!".Dibentak begitu,George terdiam.

Sewaktu aku akan mengentoti bool George aku tak lupa "menu wajibku", yaitu menggampar bokong dan paha partner sex sejenisku dengan KERAS!:"PLAAAK! PLAAAK!".

George kaget, kesakitan,dan berteriak cara orang Inggris : "AW! AW!", yang kalau diterjemahkan kira-kira artinya: "ADUH! ADUH!".

"Don't do that!",kata George dengan tajam. Aku bukan berhenti,malah nafsu sadisku makin memuncak - karena George mau mengatur nafsuku. Maka tanpa ampun aku gampar lagi paha dan bokongnya dengan lebih keras dan lebih kejam:"PLAK! PLAK! PLAK!".

Kali ini George hanya menggeliat, dia tidak lagi menjerit!Aku lihat bekas gamparan tanganku mulai meninggalkan bekas merah-membiru di bokong dan pahanya. Itu adalah tanda adanya perdarahan di bawah kulit! Tapi aku tidak peduli dan aku tidak merasa kasihan pada cowok sialan itu!Saat itu pun George seperti pasrah dan menyerah waktu aku apa-apakan! Mungkin George punya sifat-sifat seorang "slave" yang suka menyerahkan dirinya pada partner sex-nya yang dominan [submission].Sebab, George pada dasarnya tidak melawan sama sekali, waktu aku perlakukan dengan kasar.Kecuali dia hanya protes-protes sedikit dengan kata-kata!

Demikianlah, siang itu tubuh George terus saja aku pakai semau-mauku! Aku pun mulai memompakan kontolku ke bool George yang sempit itu. Silitnya masih sempit,mungkin George jarang disodomi bool-nya!Sengaja aku tidak pakai pelumas atau pelicin di kontolku atau di boolnya.Agar George merasakan nyeri waktu lobang-pantatnya aku embat dengan kontolku! Nikmat sekali mengentoti pantat George maju-mundur : "AAAAAGH! AAAAGH!",sempit, enakh!

Sekali-sekali aku mengocok kontol George agar dia dapat ikut merasakan nikmatnya ngentot! Aku juga sekali-sekali mencabut kontolku dari dalam bool-nya dan jari telunjukku aku sodok-sodokkan ke silit George,diarah kelenjar prostatnya!Disodok-sodok dengan jari begitu, pejuh George muncrat keluar tak tertahankan : CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT!

Maka aku pun tidak mau membuang-buang waktu lagi. Kontolku yang sudah teramat sangat ngaceng itu aku pompakan lagi ke lobang pantat George. Maju- mundur, maju-mundur, maju-mundur... Akhirnya aku tidak sanggup lagi menahan pejuhku untuk tidak keluar, dan dengan lampias pejuhku aku muncrat-kan : CROOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOT! Agh! Nikmat!

ANTICLIMAX

Dientot dengan kasar begitu,ditambah lagi barusan mengeluarkan pejuh - tentu membuat George jadi mengantuk. George terbaring terlentang telanjang bulat!Nafasnya aku lihat turun-naik dengan irama yang teratur!Tubuh indahnya dan wajah tampannya, serta kontol dan kedua puting susunya yang sexy, amat memukau.George memang pantas jadi seorang male stripper!Dia memang punya kesempurnaan dan keindahan seorang lelaki penari telanjang! Tiba-tiba aku menyesal telah menyetubuhinya dengan kasar!

Dalam keadaan George terkapar,telanjang bulat dan kelelahan, karena barusan aku perkosa, aku diam-diam mengenakan pakaian dan kabur dari kamar.Aku segera chek out dari hotel itu dan aku langsung ke airport untuk pulang ke Jakarta. Untung saja ada seat kosong di pesawat,jurusan Jakarta siang itu! Aku bukan takut pada George!Tapi aku sekedar berjaga-jaga saja! Seandainya dia tidak menerima perlakuanku yang kasar itu dan dia melapor pada yang berwajib. Ta'i!

[BEJAT]