Gay Erotic Stories

Meskipun aku Warga Negara Australia tetapi aku sering merasa malu dan risih melihat kemiskinan di Indonesia. Sebab, walaupun ayahku orang bule asal Australia,tetapi ibuku orang Indonesia asli dan aku lahir dan besar di Indonesia. Bagaimana pun juga aku merasa orang Indonesia, apalagi aku sekarang hidup dan cari makan di Indonesia.

Jadi, berbeda dengan para pejabat dan pengusaha "non-pri" atau "pri" yang tidak perduli dengan keadaan rakyatnya sendiri!Aku justru amat sangat prihatin dengan kondisi sebagian besar rakyat Indonesia sekarang ini.

Aku juga tidak seperti orang-orang yang mengaku jadi anggota atau pengurus NGO [Non Govermental Organization]atau LSM[Lembaga Swadaya Masyarakat] yang berpura-pura membela rakyat padahal malahan menipu rakyat, memeras pejabat, dan mencari duit dengan mengkorupsi uang dari bantuan negara asing dan organisasi internasional.

Aku tak pernah absen membayar pajak orang asing dan pajak entah apalagi yang harus dibayar orang asing karena semua diurus oleh manajer dan lawyer -ku.Aku mampu membayar manajer dan lawyer karena ayahku masih memberi subsidi[allowance] kepadaku.

Ayah-ibuku bercerai ketika aku berumur 10 tahun dan ayah tinggal di Melbourne, Australia. Beliau adalah seorang businessman yang lumayan kaya [untuk ukuran Australia]. Beliau tidak menikah lagi. Mungkin karena beliau seorang bi-sex atau homo-sex [seperti aku]! Ibuku bekerja sebagai sekretaris profesional disuatu perusahaan multi-nasional di Jakarta. Beliau juga memilih untuk tidak menikah lagi.

Berkat penampilanku yang Eurasia [campuran bule dan Indonesia], aku layak jual untuk jadi model, peragawan dan pemain sinetron [sebagai figuran atau pemeran pembantu].Jadi, aku medapat manfaat dari masyarakat Indonesia yang sedang "sakit" dan media masa yang sedang "sakit". Kegemaran TV untuk menampilkan wajah Indo seperti Christian Sugiono,Ari Wibowo, Andrew White,dan entah siapa lagi menjadi berkah untukku. Hal itu aku anggap "sakit", karena masyarakat yang sehat mestinya lebih suka pada budaya dan penampilannya sendiri!

Aku sunat waktu kecil! Sayangnya para selebritis cowok yang berdarah campuran itu, baik Christian Sugiono, Ari Wibowo maupun Andrew White semuanya tidak sunat[kontolnya masih ber-kulup] dan bulu keteknya lebat semua. Bahkan dalam salah satu iklan, Christian Sugiono yang ganteng itu tampil mengenakan singlet dan dia mengangkat lengannya ke atas sehingga bulu keteknya yang lebat, agak keriting dan berwarna hitam, bisa dilihat dengan jelas!

Mau tak mau, kontolku ngaceng juga melihat bulu ketek Christian Sugiono yang lebat, keriting,dan berwarna hitam itu! Kontras dengan kulitnya yang putih! Sayang sekali dia tidak sunat!Padahal dia pasti akan tambah jantan dan kelaki-lakian jika dia mau menyunat kulupnya [foreskin] dengan pola potongan kulup yang ketat[high and tight] seperti bentuk sunatan anggota pasukan khusus US Green Berret dan US Marine Corps yang terkenal itu!

Tapi selebritis yang paling lebat bulu keteknya adalah Tommy Tjokro, presenter Metro TV! Dalam suatu acara Metro TV tentang pariwisata di Phuket Thailand, Tommy Tjokro tampil berpakaian renang, karena akan berenang di laut. Di situ tampak bulu keteknya lebbatt sekali!

Tayangan tentang setan atau penampakan,tayangan kekerasan dan hobby menampilkan tokoh banci atau orang gemuk berlebihan di TV menunjukkan adanya sesuatu yang tidak beres di media masa Indonesia atau juga di masyarakat Indonesia sendiri [there is something wrong!].

Kesenjangan sosial antara orang kaya dan miskin seakan tidak pernah jadi perhatian para pemimpin, orang penting, politisi, anggota DPR, Presiden, Menteri, penyelenggara negara dan entah siapa lagi di Indonesia, yang biasa disebut VIP [Very Important Person} atau VVIP [Very Very Important Person].

Anehnya, di saat rakyat banyak tidak mampu beli beras atau bahkan kekurangan makan, tunjangan anggota DPRD justru dinaikkan dan mereka melaku-kan studi banding, kunjungan kerja, perjalanan dinas entah apa lagi yang gila-gilaan, dan semua dibayar dengan uang rakyat!

Pengusaha juga tidak tahu diri karena mencari untung dengan menyogok pejabat, memberi komisi, ngemplang utang di bank Pemerintah, tidak bayar pajak dan sering menyelundupkan barang-barang impor agar bisa untung besar.

JIRAN TA'I

Sementara itu negara jiran adalah negara-negara perampok yang ikut menghancurkan Indonesia.Orang Malaysia membalak hutan dan memindah-mindah tapal batas, sedangkan Singapura menampung uang dan modal para koruptor dan penjahat dari Indonesia.

Singapura juga mengeringkan laut dengan tanah yang diambil dari Kepulauan Riau,kemudian mereka memindah-mindahkan tapal batas di tengah-tengah Selat Phillip agar wilayah Indonesia di selat itu makin sempit!

Padahal tanpa orang Indonesia mereka sudah pasti hancur. Sekitar 80% pengunjung Singapura adalah orang Indonesia dan semua pembangunan di Malokai [Malaysia] dilakukan oleh pekerja Indonesia yang selalu ditipu dan gajinya tidak dibayar majikan Malaysia. PDRM [Polis Di-Raja Malaysia] sering pura-pura razzia untuk menangkap orang Indonesia padahal mereka mau merampok uang yang dibawa dan cincin, kalung, serta arloji yang sedang dipakai, dan mereka mau memperkosa para pekerja laki-laki. Dasar negara jiran ta'i! PDRM bejat dan laknat!

Entah! Aku harus bersyukur atau harus bertobat bahwa aku harus jadi Warga Negara Australia gara-gara undang-undang di Indonesia yang mengharus-kan anak-anak yang lahir akibat perkawinan atau hubungan antara wanita Indonesia dengan pria asing,otomatis ikut Warga Negara ayahnya, sesuai prinsip "ius sanguinis"[berdasar hubungan darah], bukan "ius soli" [berdasarkan tempat lahir].

Aneh juga, bahwa aku terpaksa jadi Warga Negara Australia. Padahal Australia dibangun oleh para kriminil, penjahat,dan bajingan kulit putih dari Inggris. Bajingan-bajingan kulit putih ini juga membunuh penduduk asli Australia yang mereka beri nama:Aborigin itu!Sedangkan aku bukan bajingan!

Dilain pihak aku juga bersyukur, karena resminya aku memang bukan orang Indonesia[yang negara dan pemerintahnya pada waktu aku menulis cerita cabul ini sedang terpuruk habis-habisan].

Tentu saja aku harus tetap bersyukur! Bagaimana-pun aku hanya bisa hidup dan cari makan di Tanah Air ibu-ku yang tercinta ini! Itu gara-gara aku dilahirkan dan juga dibesarkan serta bersekolah di Indonesia yang pendidikannya tidak bermutu sehingga aku tidak punya keterampilan yang bisa laku dijual di Australia, untuk bekerja dan cari makan di sana. Ta'i! Meskipun ekonomi Indonesia sewaktu aku menulis cerita ini sedang morat-marit,amburadul,semwrawut tidak karuan. Keadaan ini memberikan keuntungan bagiku dalam menikmati kehidupan sex - khususnya sex sejenis! Hal ini terjadi karena banyaknya cowok yang terpojok dan terpaksa menjual kontol, bool atau mulutnya untuk dinikmati sesama jenis!

Saat cerita ini ditulis, di Jakarta aku mudah sekali mendapatkan kenikmatan sexual dari cowok-cowok muda yang ganteng-ganteng, jantan dan atletis! Sebab dengan sedikit uang, mereka tidak ragu untuk menyerahkan tubuhnya mereka untuk aku nikmati sepuas-puasku.

Meskipun mereka mungkin bukan homosex atau bi-sex tapi "stomach cannot wait" [perut lapar tak bisa menunggu].

Yach! Sebetulnya buat mereka tidak ada ruginya, mereka hanya menanggalkan seluruh penutup tubuh-nya sampai telanjang bulat, lalu menghidangkan kontolnya untuk aku isap,boolnya untuk aku embat atau mereka hanya mangap [membuka mulutnya lebar-lebar]supaya aku bisa mengentoti mulutnya dengan kontolku sampai pejuhku muncrat berceceran! Tentu saja semua itu dengan imbalan uang sekedarnya!

Aku tidak ragu membayar Rp 500 ribu sampai Rp 1 juta untuk bisa menikmati tubuh laki-laki yang aku sukai!Tentu saja sekalian bantu-bantu mereka untuk mendapatkan penghasilan buat sekedar makan.

Bukan mau mengajarkan mereka melacur, tapi kalau bagi mereka : "stomach cannot wait" maka bagiku masalahnya :"my cock cannot wait" alias kontolku tidak bisa menunggu untuk memuncratkan pejuhnya dengan cara diembatkan ke lobang pantat atau ke mulut laki-laki! Ta'i!

Kalau mau menyetubuhi atau mencabuli laki-laki di Jakarta tidak terlalu sukar,asal tahu tempat-nya dan caranya. Aku justru tidak pernah menyewa "kucing" atau "gigolo" untuk aku cabuli.Tapi aku lebih sering main dengan freelance seperti siswa SMA, mahasiswa, atau karyawan swasta - khususnya Satpam!Secara umum,freelance bisa lebih aman dan lebih bersih. Karena, mereka jarang "dipakai" sehingga relatif "lebih bersih" bila dibandingkan pelacur laki-laki, dalam risiko menularkan HIV/ AIDS atau pun peyakit kelamin lainnya!

Tapi aku menghindari siswa SMA/SMU. Aku tak mau merusak generasi muda di Tanah Air ibuku. Kalau mahasiswa aku masih mau.Karena mereka aku anggap sudah cukup dewasa untuk menentukan "salah dan benar" atau "baik dan buruk" atau "halal dan haram", bukan? Ta'i!

MENCABULI SATPAM

Yang jadi favoritku adalah Satpam!Akibat ekonomi yang morat-marit di Indonesia sekarang ini, anak-anak muda dengan ijazah D-3 [Sarjana Muda] atau S-1 banyak yang terpaksa mau jadi Satpam karena lapangan kerja yang ada sangat terbatas! Mereka ini lah yang biasanya aku cari!Tempatnya adalah di hotel bintang atau di bank swasta.

Aku memang suka cowok berseragam, apakah itu TNI atau POLRI. Tapi kalau TNI/POLRI tidak tersedia, Satpam juga boleh asalkan putih, bersih, lumayan terpelajar, atletis, berotot ketat, berwajah ganteng dengan kontol besar yang disunat ketat dengan biji peler proporsional, jembut lumayan dan bulu ketek indah!

Yang aku sukai dari para Satpam tentunya tubuh mereka yang atletis, ketat dan berotot dan juga keterampilan mereka dalam bela diri [martial arts] sehingga tubuh mereka keras dan terlatih. Itu berlaku bagi Satpam Profesional yang biasa-nya direkrut oleh hotel berbintang dan bank-bank swasta.Kalau Satpam di Kantor Pemerintah umumnya memble! Tidak menarik untuk diajak main cabul atau pun ngentot!

Aku terpaksa harus cari Satpam untuk aku cabuli hanya kalau abang-abang militerku[Bang Alex,Bang Jeffry dan Bang Rommy]yang biasanya melampiaskan nafsu kelelakiannya dan nafsu militeristiknya ke tubuhku] kebetulan sedang tidak di tempat.Yaitu kalau mereka sedang tugas atau latihan militer di luar kota atau "ada tugas operasi militer". Abang-abang militerku ini juga sering dimutasi antar kesatuan diluar Jakarta,sehingga aku hanya bisa mereka cabuli kalau mereka kebetulan sedang berkunjung ke Jakarta karena mendapat tugas dari atasannya!

Semua Satpam [yang kualitas tubuh dan kontolnya bagus] dan yang bekerja di Gedung Apartemen yang disewa Daddy [ayahku] sudah pernah main cabul dengan aku!Bahkan kalau mereka sedang kepepet tak punya duit atau ada keperluan, mereka tidak ragu-ragu untuk menawarkan tubuhnya dengan imbalan uang ! Mereka tidak melacur,tapi mereka terpaksa karena kondisi darurat! Kalau sudah begitu aku kasihan dan sedih sekali.

Biasanya aku berikan saja uang tanpa meminta servis kontolnya, boolnya ataupun mulutnya.Atau kadang-kadang aku nikmati "luarnya" saja! Tubuh-nya yang atletis ketat berotot itu aku gerayangi!

Puting susu, perut, dada, ketiak, punggung aku raba-raba dan terakhir kontolnya aku kocok-kocok sampai pejuhnya muncrat keluar dan berceceran kemana-mana. Atau terkadang aku suruh push up dan sit up sekitar 10-15 menit dan setelah tubuh-nya berkeringat, keringatnya aku jilati! Terasa nikmat, gurih dan jantan sekali!Walaupun "hanya" tubuh Satpam saja!Aku juga suka menyodok-menyodok bool-nya[lobang pantat,silit] dengan telunjukku. Lalu prostatnya aku tekan-tekan dari dalam dubur-nya, maka tidak lama kemudian pejuhnya muncrat : CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Kalau aku sedang "berselera", pejuhnya aku minum dengan cara mengkokop atau mencucup kontolnya. Agh!Nikmat juga!Nyawaku serasa moksa ke nirwana. Meskipun "hanya" pejuh Satpam! Ta'i!

MAS HENRY

Salah satu Satpam ganteng yang lumayan nikmat adalah Mas Henry yang bekerja di bank swasta. Orangnya ganteng, putih bersih,tubuhnya atletis, ketat, dan berotot!Umurnya 24 tahun. Dia jagoan karate dan punya ijazah S-1 meskipun hanya dari universitas swasta yang tak jelas akreditasinya [statusnya "terdengar" atau "diridhoi"].

Kontolnya besar disunat ketat dan pejuhnya banyak, kental dan ledzat!Mas Henry bukan homo-sex,tapi dia baik-hati dan dia tidak keberatan menghidangkan tubuhnya yang bagus itu untuk aku nikmati! Ta'i!

Mas Henry bekerja di bank langgananku dimana aku jadi nasabah.Aku memang sudah "jatuh hati" pada pandangan pertama dengan Mas Henry. Oleh karena itu aku langsung saja mencari jalan untuk PDKT [PENDEKATAN]. Dengan modal tampangku yang memang lumayan dan penampilanku yang meyakinkan tentu saja tidak sukar "mendekati" Mas Henry. Apalagi aku sering memberi tip atau memberi apa saja yang masuk akal. Antara lain aku pernah membeli-kan celana blue jeans untuk Mas Henry dan barang-barang atau keperluan-keperluan lain! Sekedar untuk memikatnya!

Demikianlah, akhirnya aku berhasil menggaet Mas Henry jadi "langgananku". Seminggu sekali aku minta Mas Henry menginap di apartemen Daddy ayah-ku. Mula-mula Mas Henry tidak aku "apa-apakan".

Tapi sedikit demi sedikit aku biasakan Mas Henry dengan sentuhan-sentuhan dan pijatan-pijatan mautku yang menenangkan dan menghanyutkan.Tentu saja Mas Henry tidak mengira bahwa sentuhanku dan pijatan-pijatanku bernuansa homosexual.Sebab dia lelaki sejati yang tak berpikir tentang sex sejenis!

Lama-kelamaan,Mas Hery mau dipijat dalam keadaan telanjang bulat dan dengan keterampilan dan ilmu akupuntur dan akupresur yang aku punyai akhirnya Mas Henry aku "totok" jalan darah dan jalan saraf -nya yang membuat kontolnya jadi tegang, ngaceng dan terangsang. Dia jadi ingin sekali ngeloco atau ngentot!

Ketika Mas Henry sudah mulai terangsang maka aku pun mencumbunya dan akhirnya kontol Mas Henry aku isap juga..... sampai pejuhnya keluar.Ta'i!

Setelah kontolnya aku isap,Mas Henry merasa puas, dan dengan tenang dia tertidur telanjang bulat sambil menelentang! Indah sekali, bukan?

Meski baru saja mengeluarkan pejuh, karena dia barusan aku loco kontolnya, tapi kontolnya tetap saja mencuat keatas bagaikan "rudal" [peluru kendali]yang muncul dari hamparan jembutnya yang lebat, hitam dan tebal. Tapi indah sekali tampak-nya. Meskipun "hanya" jembut seorang Satpam!

Sejak itu,setiap Mas Henry menginap di apartemen Daddy,selalu saja aku main-mainkan tubuhnya.Mas Henry tidak protes, dia seperti membiarkan saja atau mengizinkan saja semua kelakuanku. Mungkin karena setiap habis menginap dan menemani aku di apartemen Daddy, dia aku beri tip Rp 500.000,- .

Tidak banyak, tapi lumayan untuk seorang Satpam, buat tambah-tambah keperluan hidup. Itu lah yang disebut hubungan "symbiose mutualistis" [hubungan saling menguntungkan]. Ta'i!

Agh! Hidup ini indah dan makin indah saja! Life is so good and getting better and better!

[JEMBUT CHRISTIAN SUGIONO YANG GANTENG]