Gay Erotic Stories

Namaku Theo Walcott. Kedua orang-tuaku bercerai waktu aku masih kecil. Pernikahan antar bangsa memang rawan berakhir perceraian.Tidak aneh jika kedua orang-tuaku juga akhirnya berpisah.

Aku tak pernah mencari tahu atau ingin tahu apa alasan kedua orang-tua-ku bercerai. Yang pasti, sampai saat aku menulis cerita ini,baik ayah mau pun ibuku tidak atau belum pernah menikah lagi dan hubungan beliau berdua kini baik-baik saja seperti layaknya teman atau sahabat!Aku juga tak tahu dan tak ingin tahu apakah orang-tuaku diam-diam suka melakukan hubungan sex dengan pasangan beliau-beliau di luar nikah.

Meskipun ayahku orang bule dan beliau tinggal di Australia tetapi Daddy [begitu aku memanggil beliau] tetap bertanggung-jawab. Beliau rutin mengirim uang kepada Mum [begitu aku memanggil ibuku] untuk aku. Secara berkala aku juga masih ditelepon Daddy.

Karena Daddy pernah lama tinggal di Jakarta dan Bali, beliau fasih berbahasa Indonesia. Sejak kecil Mum biasa menggunakan Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia jika bicara denganku.Karena itu aku comfortable untuk bicara dalam kedua bahasa tersebut.Biaya pembicaraan telepon dengan Daddy ditanggung Daddy dan aku selalu menggunakan collect call dimana si penerima panggilan telpon yang membayar.

Aku hanya berjumpa Daddy setahun sekali atau dua kali setahun. Tergantung situasi, kadang-kadang Daddy yang menyambangi aku di Jakarta atau aku yang datang ke Australia. Di Australia, Daddy tinggal di kota Melbourne. Jika aku harus ke Melbourne, sudah pasti Daddy yang akan membayar semua biaya untuk perjalananku.

Dinegara barat uang yang dikirimkan Daddy kepada ibuku disebut "Child Support" dan dimaksudkan untuk membiayai anak hasil perkawinan pasangan yang bercerai. Besarnya Child Support di negara-negara Anglo Saxon [termasuk Australia] diputus-kan oleh pengadilan. Tetapi Daddy mengirimkan Child Support atas dasar kasih sayang dan atas dasar tanggung-jawab beliau sebagai ayah. Meski Daddy bersedia memberikan "Alimony", yaitu uang tunjangan yang diberikan oleh mantan suami pada matan isterinya setelah bercerai, tapi Mum tak mau menerima Alimony tersebut.

Sesuai dengan hukum Indonesia [yang lama] dimana anak hasil pernikahan WNI dengan WN Asing harus ikut WN ayahnya, maka aku berkewarganegaraan Australia. Statusku masih Warga Negara Australia dan Daddy-lah yang membayar pajak orang asing untukku yang nilainya sekitar US $ 100,- per bulan. Sampai sekarang aku belum memikirkan apa kah aku akan berganti kewarganegaraan menjadi WNI.

Sayangnya aku tidak bisa punya dwi-kewarga-negaraan [dual citizenship] seperti orang-orang Cina di Indonesia tahun 1960-an yang boleh punya WNRI - WNRRC sekaligus atau seperti orang-orang Inggris, Canada, Amerika [dll] yang boleh punya dua kewarganegaraan sekaligus seperti : Inggris-Australia, Amerika-Australia, dsb.

Meskipun aku sudah berumur 21 tahun,tapi Daddy masih saja mengirimkan Child Support.Kata Daddy pertimbangan beliau adalah situasi dan kondisi ekonomi Indonesia yang belum stabil dan tingkat kesejahteraan yang amat senjang antara Indonesia dan Australia. Mungkin Daddy tidak tega kalau anak kandungnya sampai keleleran.

Sebetulnya kondisi ekonomi Mum dan aku sekarang OK-OK saja.Ibuku masih bekerja sebagai seorang sekretaris profesional yaitu pekerjaan yang dulu mempertemukan Daddy dengan Mum. Sedangkan aku, seperti lazimnya remaja berdarah campuran kulit-putih yang ada di Jakarta, aku terjun ke dunia modelling. Tetapi, karena aku berkewarganegaraan asing maka aku harus punya izin kerja dan juga persyaratan lain untuk bisa kerja di Indonesia.

TERBUKA DAN TELANJANG

Daddy berpenampilan tampan. Bukan saja wajah beliau yang tampan,tapi beliau juga punya tubuh indah : atletis,ketat, dan berotot!Terkadang aku berkhayal,seandainya Daddy jadi anggota kelompok Male Striptease Australia, pasti Daddy sering dibooking untuk main dan banyak penggemarnya!

Aku beruntung diwarisi keindahan wajah dan tubuh Daddy dan aku beruntung kulitku tidak tidak ter-lalu bule dan teksturnya lebih cenderung Asia. Karena itu aku tidak punya masalah dengan bintik-bintik di kulit akibat sengatan sinar matahari [spruten] seperti yang dialami oleh orang-orang bule!Penampilanku yang tidak terlalu jelas unsur bule-nya menyebabkan aku lebih mudah tinggal dan bergaul di Tanah Air ibuku.

Meskipun secara fisik aku dan Daddy agak jarang jumpa tetapi hubunganku dengan Daddy amat dekat. Aku memanggil ayah dengan panggilan Daddy, yaitu padanan kata Inggris untuk ayah.Aku merasa ayah-ku jadi lebih jantan dan kelaki-lakian jika aku memanggil beliau "Daddy" daripada "Papa" misal-nya, yang terasa panggilan yang kekanak-kanakan. Panggilan "Daddy" aku rasakan amat sesuai dengan penampilan beliau yang jantan [manly] dan kelaki-lakian [macho]! Aku kenal Daddy "luar-dalam". Jika kami sedang berdua bareng, kami tidur satu tempat tidur dan mandi bareng. Karena itu aku hafal bagian-bagian tubuh Daddy baik bagian luar maupun bagian dalam-nya, seperti kontol, biji peler, puting susu, jembut,bulu ketek dan lobang pantat [bool,silit] beliau! Begitu juga sebaliknya, Daddy mestinya hafal bagian-bagian tubuhku - anak tunggalnya!

Hubungan kamipun sangat terbuka "luar-dalam" sejak aku kecil. Waktu aku mulai tumbuh jembut dan kami mandi bareng, Daddy mengomentari:

"Theo,you got pubes already?"[artinya : Theo, lu ternyata udah keluar jembut, ya?]

"Yes. Dad" jawabku[artinya :Iya, Dad]."Dad" ada lah kependekan dari "Daddy".

Komentar Daddy dimaksudkan untuk "memuji" aku, karena aku sudah tambah dewasa dan bukan meledek atau mau mempermalukan aku! Daddy tidak pernah membuat aku kecewa atau rendah diri - He never lets me down! Daddy juga tidak pernah membikin aku jadi enggan melakukan sesuatu [discourage]. Yang beliau berikan selalu dorongan [support]. Mandi bareng bukanlah kebiasaan barat. Mungkin Daddy belajar mandi bareng waktu beliau tinggal di Bali.

Seperti semua cowok bule,Daddy juga tidur sambil telanjang bulat saja.Tentu saja kalau aku sedang tidur bareng Daddy, aku juga menyesuaikan diri - sama-sama bertelanjang bulat.Bahkan jika beliau sedang berada di apartemen beliau di Melbourne, sering beliau aku lihat bertelanjang bulat saja. Khususnya pada musim panas atau musim semi dan musim gugur [jika hawa tidak dingin].Beliau juga tidak keberatan jika aku mau bertelanjang bulat. Kata Daddy :

"Theo, don't be hesitate to be naked at home. Be as you are at home and be yourself" [artinya : Theo lu nggak usah malu kalo lu mau telanjang di rumah. Jadi lah diri lu sendiri].

Daddy juga mengatakan bahwa beliau bukan seorang penganut nudist atau naturalist, tetapi penganut kebebasan pribadi.Daddy juga mempraktekkan Yoga. Seminggu 5 kali, secara teratur beliau tidur di lantai, terkadang tanpa bantal:telanjang bulat!

Belajar dari Daddy, di Jakarta aku juga tidur bertelanjang bulat di lantai beralaskan selimut atau kain seprei. Setelah mempraktekkan Yoga itu aku memang merasa sehat dan tak pernah sakit apa pun juga dan jiwaku terasa lebih tenang. Sedang-kan vitalitas sexualku meningkat. Aku jadi bisa ngeloco setiap hari 2-3 kali tanpa merasa lemess atau mengantuk! BELAJAR TENTANG SEX

Waktu aku berumur 15 tahun dan kami sedang di tempat tidur berbaring berdua - telanjang bulat, Daddy "memeriksa" ketiakku dan beliau bertanya :

"Theo,you haven't got armpit hairs?"[artinya : Theo, bulu ketek lu belon tumbuh, ya?]

Aku tidak suka bulu ketek, karena itu aku rajin mencabutinya dan aku jawab :

"Dad,I shaved them" [artinya: Dad,bulu ketek aku cukur].

Padahal bulu ketekku bukan aku cukur, melainkan aku cabuti dengan pinset.Aku tak mau membiarkan bulu ketekku tumbuh lebat,takut ketekku jadi bau karena banyak bakteri-nya. Bulu ketek membikin bakteri berkembang biak di ketiak orang!Akibat-nya ketek jadi berbau tidak sedap!

"Oh, OK", jawab Daddy. Beliau tidak tanya kenapa aku rajin mencabuti atau mencukur bulu ketek-ku.Bulu ketek Daddy tumbuh ringan, seakan hanya untuk bukti kedewasaan dan kelaki-lakian beliau saja!

Daddy memang amat perhatian kepadaku dan aku tak punya halangan atau hambatan apapun bergaul dan berkomunikasi dengan Daddy. Bukan hanya Daddy saja yang boleh tanya tentang hal-hal yang amat pribadi tentang diriku.Aku juga berhak bertanya kepada Daddy tentang hal-hal yang amat pribadi tentang beliau. Misalnya :

"At what age did your pubes grow,Dad?"[artinya : Dulu umur berapa jembut Daddy tumbuh?].

Daddy juga tak ragu menjawab bahwa jembut beliau mulai tumbuh waktu beiau umur dua belas tahun. Aku juga tanya beliau :

"When were you circumcised" [artinya:Kapan Daddy disunat?] dan Daddy menjawab:

"Very young, when I was still a baby.Right after birth" [artinya : Waktu Daddy masih kecil, masih bayi, Daddy disunat segera setelah lahir].Kata Daddy pada masa Daddy kecil banyak orang-tua di Australia yang terpengaruh orang Amerika. Mereka menyunat anak laki-laki mereka waktu masih bayi. Dengan maksud mencegah berbagai penyakit,seperti penyakit kelamin, penyakit kanker dan juga untuk mencegah kebiasaan anak untuk masturbasi [onani, coli, ngeloco, alias ngocok kontol].

Pada masa itu pemahaman tentang hak-hak asasi manusia [HAM] belum dikenal dengan baik,sehingga masyarakat sampai mau ikut-ikutan mengatur hal-hal yang sangat pribadi,seperti kebiasaan orang untuk ngeloco segala!Dewasa ini tradisi menyunat anak laki-laki dianggap sesuatu yang melanggar hak asasi manusia.Cowok boleh sunat setelah umur 18 tahun dan dia sendiri yang harus memutuskan apakah mau sunat atau tidak.Karena kulup itu ada lah milik dan hak pribadi orang itu untuk mau dipotong atau tidak! Aku sendiri disunat waktu bayi. Aku mengikuti tradisi orang-tua Daddy dan keluarga Mum [ibuku].

Secara pribadi aku tidak suka pada kontol yang kulup [tidak sunat].Aku beranggapan kontol yang tidak sunat - tidak jantan!,dan cowok yang tidak sunat - sorry! - bukan lelaki sejati [not a real man]! Karena itu aku kagum pada keharusan para Taruna Akmil[yang kulup, belum sunat]untuk sudah sunat paling lambat Tingkat 2.Tentu saja sunat-nya harus cara militer,tanpa anestesi,dan pasti perihnya tidak akan terlupa sampai akhir hayat nanti!

Waktu aku umur 17 tahun Daddy menanyakan apakah aku sudah pernah mimpi basah dan kami kemudian berdiskusi tentang sex. Bahkan aku tidak ragu-ragu menanyakan apakah Daddy suka ngeloco atau tidak. Aku juga tidak ragu mendiskusikan dengan Daddy bahwa aku suka sekali ngeloco.Pokoknya aku dan Daddy bisa berdiskusi apa saja seperti dua orang sahabat. Aku beruntung punya ayah seperti Daddy,meskipun aku tidak selalu bersama beliau.

Kalau aku sedang tidur bareng Daddy selalu saja ada di antara aku atau Daddy yang pagi-pagi kedapatan mimpi basah malam sebelumnya. Karena kami selalu tidur telanjang bulat.Sehingga pejuh yang berceceran sisa malam hari tampak belepetan dikontol kami atau disekitar tempat kami tidur.

Daddy dan aku juga pernah membahas secara serius tentang orientasi sexualku. Ketika aku "mengaku" bahwa aku suka sesama jenis dan aku gemar sado-masochis.Beliau memberi aku banyak nasehat agar aku tidak salah melangkah. Beliau tidak melarang ini-itu, tetapi beliau menunjukkan sisi negatif dan positif dari kehidupan agar nantinya aku tak terjerumus kepada kenistaan. Beliau mengingatkan aku tentang bahaya AIDS, Narkoba, kriminalitas, perbudakan sex dan penyanderaan!

Aku pun terang-terangan kepada Daddy bahwa aku sering main cabul dengan Alex dan Erik yang dua- duanya adalah Satpam. Aku ceritakan juga bahwa aku sering melakukan sex sejenis dengan beberapa Perwira Militer, model, dan aktor laga terkenal.

Beliau hanya mengingatkan agar aku jangan sampai ketularan AIDS dan kalau aku menyodomi orang aku harus selalu memakai kondom di kontolku. Daddy juga mengingatkan aku bahwa minum pejuh dan juga mengisap kontol bisa ketularan virus HIV/AIDS.

Daddy mengatakan bahwa setiap kali aku ngentot, aku harus menggunakan kondom di kontolku.Bahkan menurut Daddy, kalau aku mau mengisap kontol pun seharusnya mulutku dilapisi plastik agar tidak ketularan HIV/AIDS Aku juga curhat pada Daddy bahwa aku tergila-gila pada dunia militer. Sebetulnya aku ingin jadi tentara, sayang status kewarganegaraanku dan domisiliku tidak memungkinkan aku untuk jadi tentara, baik Indonesia atau pun Australia!

Aku ingin jadi tentara di Indonesia, karena aku suka cowok-cowok Indonesia! Aku tidak suka cowok bule, meskipun Daddy - ayahku - orang bule! Aku beruntung punya banyak sahabat cowok-cowok dari kalangan aparat berseragam - dari Satpam sampai Perwira. Aku juga beruntung sekali-sekali boleh menikmati tubuh mereka yang ketat dan kontol mereka yang jantan dan amat kelaki-lakian itu! Semuanya itu aku ceritakan pada Daddy tanpa aku ragu,tanpa malu,karena beliau adalah ayahku dan aku percaya beliau [I trust him!].

Aku juga katakan pada Daddy bahwa aku tergila-gila pada dunia militer terutama karena sisi kelaki-lakian,kejantanan,kekejaman dan kesadisan-nya dan tentu saja tidak kalah penting adalah kenikmatan sexual yang "ditawarkan" dan peluang melampiaskan nafsu sex sejenis dan nafsu sadis! Jadi,seandainya aku jadi tentara, bukan karena aku mau membela negara,melainkan aku sekedar mau menikmati kelaki-lakian yang sejati!Mungkin itu lah sebabnya mengapa cita-citaku jadi tentara tidak kesampaian! Karena tujuannya semata-mata hanya mau melihat dan menikmati kontol orang!

Aku tidak ragu menanyakan kepada Daddy tentang sodomi : kenapa orang melakukan sodomi dan apa nikmatnya sodomi. Beliau tidak mengajarkan atau menganjurkan aku melakukan sodomi. Tetapi Daddy memberikan aku wawasan, bahkan beliau mengingat-kan aku bahwa lobang pantat diciptakan bukan untuk dientot tapi untuk saluran ta'i![ Kata Daddy :"The asshole is not created for fucking but for disposing feces"]

Seandainya para orang-tua bisa mengembangkan hubungan dengan anaknya seperti hubungan Daddy dengan aku dan bisa membiayai anaknya seperti Daddy membiayai aku, mungkin kenakalan remaja [juvenile deliquency] akan jauh menurun. Karena itu walaupun Daddy dan Mum bercerai,aku tidak merasa dari keluarga "broken home".

JATUH CINTA DAN BERAHI PADA DADDY

Ketampanan dan kelaki-lakian Daddy mau tidak mau telah membangkitkan gairah dan berahiku kepada ayahku sendiri.Betapa tidak?Daddy tampan,jantan, atletis, bertubuh ketat berotot, berkontol besar dan amat menawan.Apalagi aku sering bareng Daddy telanjang bulat. Daddy juga selalu harum tidak pernah bau keringat atau bau ketek. Mulut beliau pun selalu harum pastilles. Bahkan kalau beliau sedang berolah-raga tak tercium bau apapun yang tidak sedap dari tubuh beliau, melainkan selalu bau harum parfum dan bau harum deodoran beliau!

Daddy adalah seorang businessman yang sukses, tetapi dengan sistem pajak Australia seseorang di Australia tidak bisa menjadi kaya-raya secara berlebihan.Makin besar penghasilan seseorang di Australia makin besar pula pajak yang harus dia bayarkan.

Kata Daddy pajak yang harus dibayarkan beliau adalah 60% dari penghasilan. Jadi, tentu Daddy punya penghasilan yang sangat besar! Tidak heran jika beliau tetap memberi aku uang Child Support yang mungkin sekarang sudah berubah statusnya jadi "Allowance" atau tunjangan untukku karena aku juga sudah punya penghasilan sendiri.

Dalam kesibukan beliau sehari-hari, Daddy selalu punya waktu untukku [untuk telpon]dan untuk olah-raga. Jogging 5 km dilakukan beliau setiap hari, push up, sit up dilakukan 1000 X sehari. Renang dan karate dilakukan 2 kali seminggu.Jika sedang berada di Jakarta tentu saja beliau punya banyak waktu luang, karena biasanya beliau sedang cuti [on leave].

Tidak seperti bule lainnya,Daddy bertampang muda [awet muda]. Mungkin karena beliau rajin olah raga dan Yoga dan beliau sering telanjang bulat! Kata Daddy, telanjang bulat mengakibatkan badan dan pikiran terasa enteng dan santai!Daddy juga rajin makan ramuan tumbuh-tumbuhan yang disebut Herba. Rupanya dalam diri Daddy telah bercampur budaya, pikiran dan perilaku Indonesia dan Barat [Australia].

Di Jakarta, Daddy juga menyewa sebuah apartemen, yang tidak ditunggui siapa pun,tapi dirawat oleh manajemen apartemen.Aku jarang punya waktu untuk menengok apartemen Daddy karena aku sibuk dengan kegiatanku. Di apartemen beliau yang mewah di Jakarta tersedia semua perlengkapan dan sarana olah-raga. Kalau Daddy sedang di Jakarta aku selalu berusaha menemani Daddy jogging dan juga berenang.

Suatu kali,aku dan Daddy jogging.Selesai jogging dan kami tiba di apartemen, seperti biasa kami melakukan apa yang disebut dengan pendinginan - bertelanjang bulat. Entah mengapa, hari itu aku merasa amat terangsang pada penampilan Daddy. Akhirnya aku tidak tahan lagi, aku berlutut di depan Daddy yang sedang bertelanjang bulat, dan tanpa izin beliau, segera aku isap kontol ayahku sendiri. Aaagh..............................!!!

Beliau membiarkan aku melakukan perbuatan itu. Aku isap, jilat, isap, jilat kontol Daddy dengan rakus sampai kontol Daddy jadi makin tegang dan makin merah dan makin ungu, makin berkilat dan akhirnya : CROOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOT!Pejuh Daddy muncrat keluar banyak sekali dan berceceran di karpet apartemen itu.

Sebagian pejuh Daddy sengaja aku isap dan aku telan.Yach aku ingin "napak tilas" karena dulu, pejuh itulah yang membentuk tubuh dan darahku

Selesai mengeluarkan pejuhnya,Daddy menarik aku duduk di sofa.Dalam keadaan kami berdua sedang bertelanjang bulat Daddy mengocok kontolku dan satu jarinya menyodok-nyodok silitku. Aku merasa nikmat dan akhirnya aku tak tahan lagi, pejuhku muncrat juga : CROOOOOOOOOOOT!CROOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOT!

Itulah pertama kali aku "belajar" [dari Daddy] betapa nikmat rasanya lobang pantat [bool atau silit]disodok-sodok.Apalagi kalau bagian prostat [kelenjar prostat] ditekan-tekan sampai pejuh muncrat keluar. Aaagh.......................!!!

Setelah pejuhku keluar aku memeluk Daddy dan Daddy mengelus-ngelus punggungku dengan penuh kasih sayang. Daddy membisikkan kata-kata mesra tapi tegas ke telingaku :

"Theo,it will be the last time.We shouldn't have done this! I'm your Dad and you are my son!" [artinya : Theo ini yang terakhir ya. Kita nggak boleh lakukan ini. Gw 'kan bokap lu dan lu anak gua"].

Waktu kami berpelukan, pejuh Daddy masih terus meleleh-leleh saja dari lobang kencing beliau dan melumuri dada serta perutku [aku jadi merasa bangga dan juga nikmat berlumuran pejuh Daddy].

Sementara itu sisa lelehan pejuhku menceceri paha Daddy. Aku merasa nikmat dan makin dekat dengan Daddy.Karena kami saling berceceran pejuh kami masing-masing ditubuh-tubuh kami yang masih telanjang bulat! Ruang tamu apartemen Daddy yang mewah itu jadi semerbak bau pejuh kami berdua. Pejuh Daddy dan aku, pejuh ayah dan anak!

Meskipun aku kecewa berat, tidak akan bisa main cabul lagi dengan Daddy.Tapi aku mengerti! Daddy benar!Tidak patut seorang ayah dan anak kandung melakukan hubungan sex meskipun hanya hubungan sex sejenis dan hanya blow-job dan onani saja!

Bagaimana pun Daddy tidak mau membuat aku kecewa dan frustasi,dibiarkan aku melampiaskan nafsuku dulu dengan mengisap kontol beliau, meski hanya sekali.

Memang beliau penuh pengertian! Beliau memang ayah yang hebat, arif dan bijaksana! Aku bangga pada Daddy - ayahku! Setelah kejadian itu aku serimg ngeloco sambil mengkhayalkan ketampanan Daddy, tubuh beliau yang atletis dan kontol beliau yang besar dan pejuh beliau yang banyak volumenya dan terasa amat nikmat di mulut, lidah dan kerongkonganku! Aaagh...................!!!

Setelah kejadian aku mengisap kontol Daddy, aku juga jadi sering datang ke apartemen Daddy untuk mengobati kerinduanku pada Daddy. Sebelumnya tak pernah terbayangkan olehku bahwa aku akan jatuh cinta pada Daddy, ayahku sendiri.Yach! Bagaimana lagi? Tapi siapa yang tidak jatuh cinta pada Daddy - lelaki setampan dan sejantan itu.

Aku jadi teringat cerita tentang Siti Zulaikha yang jatuh cinta pada Nabi Yusuf a.s.Teman-teman Siti Zulaikha mempertanyakan bagaimana mungkin Siti Zulaikha yang isteri Perdana Menteri jatuh cinta pada seorang budak. Maka suatu kali Siti Zulaikha mengundang teman-temannya itu makan dan dihidangkankan buah dan pisau. Lalu dia menyuruh Nabi Yusuf datang.Ketika Nabi Yusuf masuk dalam ruangan,semua teman-teman Siti Zulaikha terpana melihat ketampanan Nabi Yusuf dan tanpa sadar mereka bukan memotong buah, tapi mereka memotong jari mereka sendiri dengan pisau sampai berdarah.

Demikian juga halnya dengan Daddy. Para Pembaca MOTNES yang budiman mungkin saja mempertanyakan, bagaimana mungkin aku jatuh cinta pada Daddy - ayahku sendiri? Tapi datang dan lihatlah Daddy dengan mata kepala sendiri dan Anda akan tahu, mengapa aku jatuh cinta pada beliau!

ANTICLIMAX

Dalam cerita ini aku hanya sedikit saja cerita tentang Mum - ibuku. Karena memang MOTNES adalah situs gay - situs untuk homosex. Jadi bukan aku tidak sayang pada Mum.Aku sayang Mum seperti hal-nya aku sayang Daddy. Tapi tidak pada tempatnya cerita tentang lawan jenis dalam cerita untuk konsumsi kaum penikmat sejenis ini,bukan? Ta'i!

[KONTOL]