Gay Erotic Stories

Jika kita berkunjung ke ibu kota Amerika Serikat yang disebut Washington,DC[District of Columbia] ada banyak tempat yang menarik untuk dikunjungi di Washington DC. Selain White House [Gedung Putih] yang merupakan kediaman Presiden Amerika,ada lagi tempat-tempat lain seperti Monumen Abraham Lincoln,Gedung Arsip [Archive],Makam Arlington tempat Presiden Keneddy dimakamkan, Gedung Kongres, dan banyak lagi yang lain - seperti Smithsonian Institute.Tidak heran jika Washington menjadi kota tujuan wisata yang populer di Amerika Serikat selain New York, San Francisco, New Orleans, dan Hawaii.

Di sekitar lokasi KBRI Washington juga ada toko buku "Lambda" yang khusus menjual buku,majalah, dan penerbitan yang berthemakan homosexual. Aku suka sekali berkunjung ke "Lambda" untuk melihat dan membeli buku-buku dan gambar-gambar homosex. Salah satu buku yang pernah aku beli dan serimg aku buka-buka sampai saat aku menulis cerita cabul ini adalah buku berjudul : "Men In Nude" [Lelaki Telanjang].

Saat cerita cabul ini ditulis, sangat sukar bagi orang Indonesia untuk mendapatkan visa ke Amerika Serikat. Bahkan ada juga orang yang sudah punya visa tapi setibanya di Amerika Serikat ditolak masuk oleh karena alasan yang tidak jelas. Untuk mendapatkan visa Amerika Serikat maka permohonan harus dilakukan melalui internet[e-mail]dua bulan sebelum berangkat. Beberapa mahasiswa Indonesia yang belajar di Amerika dan cuti ke Tanah Air tidak diberi visa kembali,sehingga mereka tidak bisa meneruskan pendidikannya di Amerika.Sukarnya mendapatkan visa Amerika bagi orang-orang dari Timur Tengah[dan Indonesia]dimulai sejak terjadi- nya Peristiwa 11 September di Amerika Serikat.

Bagiku tidak ada masalah untuk mendapatkan visa Amerika Serikat,sebab aku Warga Negara Australia. Biasanya, aku berangkat ke Amerika Serikat untuk keperluan bisnis [fashion] dan sekali-sekali juga untuk keperluan sex sejenis.Di Amerika,favoritku adalah kota San Francisco karena San Francisco dikenal sebagai ibukota homosex dunia,dan disana aku bisa banyak "belajar" dan mengeksplorasi hal-hal baru yang berhubungan dengan kehidupan lelaki homosex!Aku sendiri tak pernah melakukan hubungan sex di Amerika Serikat,karena aku takut ketularan AIDS!

Waktu aku berkunjung ke Washington, aku sempat berkunjung ke Library of Congress [Perpustakaan Kongres] yang merupakan perpustakaan terlengkap di dunia.Aku juga berkunjung ke Archive [Gedung Arsip Nasional Amerika]. Di kedua tempat itu aku mencari bahan informasi tentang Perbudakan atau Slavery,topik atau bidang yang sangat erat dengan kehidupan homosex,khususnya s/M [slave and Master atau Sado-Masochist].Di kedua tempat itu aku bisa mendapatkan dan menikmati gambar-gambar dan juga tulisan-tulisan tentang perbudakan di Amerika Serikat yang amat merangsang nafsu homosexualku dan membangkitkan dorongan sado-masochistku!Ta'i!

Pemanfaatan budak Afrika laki-laki untuk pemuasan nafsu seksual perempuan sudah sering diungkapkan dalam tulisan dan melalui layar lebar.Antara lain adalah melalui film "Mandingo".Sedang pemanfaatan budak Afrika laki-laki untuk pemuasan nafsu sex sejenis tidak pernah diungkapkan. Padahal cukup banyak sumber yang mengungkapkan tentang masalah ini.Baik dalam bahan-bahan di Library of Congress maupun dalam dokumen-dokumen yang disimpan di Archive.

Kejahatan perbudakan serta kekejaman orang kulit putih terhadap budak-budak Afrika di Amerika diungkapkan oleh Mary Beecher Stowe dalam buku- nya yang terkenal,berjudul : "Uncle Tom's Cabin".

Dalam pada itu aku juga berhasil menemukan bahan informasi tentang pemanfaatan budak laki-laki untuk pemuasan nafsu sejenis. Antara lain yang diungkapkan oleh seorang aktivis gerakan anti perbudakan masa itu : Jonathan Wrights.

Cerita Jonathan Wrights ditulis sekitar tahun 1700-an menjelang Perang Saudara [Civil War] di Amerika, yaitu pada masa pemerintahan Presiden Abraham Lincoln yang kelak menghapus perbudakan di Amerika Serikat! Jonathan Wrights menulis tentang pengalaman yang dialami seorang bekas budak lelaki yang bernama: Gwynn. Gwynn pernah dijadikan pemuas nafsu sex sejenis dan nafsu sadistik "pemiliknya". Tetapi ironisnya,tubuh Gwynn juga sempat dinikmati oleh Jonathan Wrights sendiri. Meskipun [mungkin] hal itu dilakukan secara suka sama suka,bukan karena Gwynn terpaksa atau dipaksa Jonathan Wrights!

Sebelum tahun 1960-an, orang-orang Afro-Amerika masih disebut "Negro". Akan tetapi sesudah tahun 1960-an orang Afro-Amerika disebut Black American karena istilah "Negro" dianggap sebagai istilah yang menghina dan merendahkan orang kulit hitam.

Tulisan Jonathan Wrights menceritakan bahwa budak -budak laki-laki yang tampan dan kekar,berkontol besar,juga digunakan untuk sasaran pemuasan nafsu sejenis dan pelampiasan nafsu sadis orang kulit putih! Berikut ini adalah ringkasan ceritanya :

CERITA JONATHAN WRIGHTS

[Namaku JONATHAN WRIGHTS, aku lahir dan besar di Selatan. Tempat dimana banyak budak-budak Afrika dipekerjakan di ladang-ladang kapas dan juga di rumah tangga untuk melayani orang kulit putih.

Boleh dibilang sejak aku kecil hingga dewasa aku tak pernah mengenal kehidupan tanpa budak.Orang-tuaku mempunyai perkebunan kapas yang cukup luas dan sehari-hari kehidupan kami ditopang dan juga dilayani oleh para budak ini. Kedua orang-tuaku mendapatkan warisan perkebunan kapas yang luas dan harta yang tidak bergerak dan bergerak lain-nya [termasuk para budak] dari kakekku dari pihak ayah.

Kakek dan nenekku dari pihak ayah sudah meninggal ketika aku lahir. Sedangkan ibuku berasal dari daratan Eropa [Perancis]. Ayahku bertemu dengan ibuku waktu beliau melakukan perjalanan keliling Eropa dan singgah di Paris.

Ketika aku dewasa aku baru sadar bahwa ternyata kedua orang-tuaku berusaha keras untuk menjauh-kan aku dari para budak maupun dari kehidupan para budak. Ada kemungkinan, ibuku yang orang Perancis adalah orang yang menentang perbudakan.

Tetapi beliau tidak bisa berbuat banyak.Hal yang masih bisa dilakukan beliau secara maksimum ada lah menjauhkan aku [anak tunggal beliau] dari praktek perbudakan.

Ketika aku mempelajari agama Buddha dan membaca riwayat hidup Siddhartha Gautama,aku menemukan kemiripan antara hidupku dengan hidup Siddharta. Oleh orang tuanya, Siddhartha sengaja dijauhkan dari pengetahuan tentang sukarnya dan pedihnya hidup dan kehidupan.Sedangkan aku dijauhkan oleh orang-tuaku dari pengetahuan tentang kehidupan para budak dan praktek perbudakan.

Seperti juga Siddhrata Gautama yang menyelinap keluar istana dan lalu menemukan adanya kedukaan, kemiskinan, dan kematian,maka aku pun mengetahui kehidupan para budak dan praktek perbudakan saat aku menyelinap dan mengintip rumah para budak [slave quarter] dan mengintip secara diam-diam kehidupan para budak di kebun-kebun kapas milik orang-tuaku. Bagaikan Sang Siddhrata yang shock dan kemudian meninggalkan istana untuk membebas-kan diri dari "samsara" [sengsara], maka aku pun meninggalkan rumah orang-tuaku, lari ke Utara, ke tempat dimana perbudakan tidak dikenal.

Kelak di Utara aku bergabung dengan Gerakan Anti Perbudakan yang memicu Perang Saudara di Amerika Serikat[Civil War] antara Utara dan Selatan yang mengarah pada terbentuknya negara Amerika Serikat [United States of America].

Jahatnya perbudakan dan buruknya kehidupan para budak aku ungkapkan dalam beberapa tulisan.

Tulisanku kali ini adalah tentang apa yang pernah dialami oleh Gwynn - seorang laki-laki Afrika yang pernah jadi budak di Selatan dan kemudian berhasil melarikan diri ke Utara.

Salah seorang temanku,sesama aktivis gerakan anti perbudakan,menitipkan Gwynn kepadaku agar tinggal bersamaku dan ditampung di rumahku. Selama Gwynn tinggal bersamaku aku berhasil mengorek berbagai cerita tentang apa yang dialaminya sebagai budak. Inilah ceritaku tentang Gwynn :

KISAH TENTANG GWYNN

Berbeda dengan budak-budak Afrika lainnya yang berkulit hitam-legam,Gwynn berkulit agak coklat.

Ada kemungkinan Gwynn berdarah campuran karena ada salah satu [atau beberapa leluhurnya] yang melakukan hubungan sex dengan orang kulit putih [atau mungkin juga diperkosa orang kulit putih], sehingga lahir keturunan berkulit coklat. Mungkin juga leluhur Gwynn berasal dari Afrika Timur yang penduduknya umumnya berkulit agak coklat seperti orang Asia.

Gwynn berwajah tampan, tubuhnya kekar dan berotot dan dadanya bidang.Meskipun tidak pernah sekolah, tapi Gwynn dapat membaca dan menulis dan dia juga berotak cerdas. Gwynn diajar membaca oleh orang kulit putih yang pernah "memilikinya". Berbeda dengan budak Afrika yang pernah aku kenal, tubuh Gwynn sama sekali tidak berbau! Mungkin karena Gwynn tidak murni berdarah Afrika.

Cerita Gwynn dimulai ketika dia dijual oleh ahli waris bekas "pemiliknya" kepada orang-kulit putih lain. Orang kulit putih yang "memiliki" Gwynn tiba-tiba meninggal dan ia tak sempat membebaskan Gwynn. Ahli-warisnya justru menjual Gwynn kepada orang kulit putih lain.Tubuh Gwynn yang besar dan kekar kekar jadi makin berotot akibat kerja keras dan kerja kasar di perkebunan kapas milik orang kulit putih yang membelinya.Seperti budak-budak lainnya di perkebunan kapas, Gwynn juga sering dicambuk, dihajar dan disiksa serta diperlakukan kasar oleh para Overseer. Overseer adalah mandor atau pengawas budak. Para Overseer ini biasanya budak atau bekas budak yang diberi kepercayaan untuk mengawasi budak-budak di suatu perkebunan kapas. Para Overseer ini selalu membawa cemeti - agar,jika perlu,setiap saat mereka bisa menghajar budak-budak yang diawasinya dengan cemeti itu!.

Karena orang kulit putih yang membeli Gwynn memperlakukannya dengan kejam, Gwynn melarikan diri ke Utara.Setibanya di Utara Gwynn ditampung oleh seorang temanku yang juga aktivis gerakan penentang perbudakan.

Meskipun Gwynn sering dicambuk,tapi tidak banyak luka parut bekas lecutan cemeti di punggungnya atau bagian tubuhnya yang lain.Sehingga tubuhnya yang coklat, atletis dan kekar itu tampak indah.

Luka-luka parut bekas lecutan di tubuhnya justru menambah keindahan tubuhnya dan mengesankan ke-laki-lakian dan kejantanannya yang sempurna.

Gwynn tinggal beberapa tahun bersamaku, sebelum kemudian aku berhasil mencarikan rumah dan juga pekerjaan untuk Gwynn. Meskipun di Utara tidak dikenal adanya perbudakan tapi tak mudah mencari-kan pekerjaan untuk bekas budak atau untuk orang Negro [Afrika].

GWYNN TINGGAL DI RUMAHKU

Selama tinggal di rumahku,Gwynn membantu melaku-kan beberapa pekerjaan rumah tangga untuk mengisi waktu dan membantu aku.Aku memberi Gwynn pakaian dan makanan secukupnya. Aku memperlakukan Gwynn sebagai orang yang setara - bukan sebagai bekas-budak.

Pada musim panas, aku biasa mandi di luar rumah di halaman belakang,telanjang bulat saja.Demikian pula Gwynn.Kadang-kadang kami mandi bersama-sama untuk menghemat air. Itulah sebabnya aku dapat mengetahui bagian-bagian tubuh Gwynn.Kontol Gwynn berukuran besar,seperti umumnya kontol laki-laki Afrika tertentu.

Di pasar-pasar budak di Selatan,budak-budak laki-laki dijajakan telanjang bulat. Itulah sebabnya aku paham tentang ukuran kontol para budak Afrika itu!Aku lihat kontol Gwynn disunat ketat, seperti -nya seluruh kulupnya sudah dipotong waktu dia disunat. Meskipun Gwynn bekas budak, tapi bagiku yang orang-kulit putih, Gwynn bertubuh indah dan enak untuk dilihat saat dia sedang bertelanjang bulat!Aku adalah penggemar sex sejenis.Bagaimana -pun keberadaan Gwynn dirumahku telah membangkit-kan gairah sex sejenisku jadi membara!

Biji peler Gwynn juga besar dan membulat, ukuran-nya serasi dengan ukuran kontolnya yang besar bagaikan ukuran kontol kuda. Aku jamin, produksi pejuh Gwynn juga pasti banyak. Seandainya Gwynn dijadikan budak pemacek[pejantan],yang di Amerika disebut "stud" itu, pasti budak perempuan yang dientotinya akan dapat menghasilkan banyak anak yang sehat dan kuat!

BUDAK PEJANTAN [STUD]

Menurut Gwynn,setelah dijual kepada "pemiliknya" yang baru, Gwynn harus bertugas sebagai pemacek [budak pejantan].Setiap malam dia bertugas untuk mengentoti budak perempuan muda yang dikuasai oleh "pemiliknya".Anak-anak yang dilahirkan dari hasil persetubuhan dengan budak-budak perempuan ini kelak juga akan dijadikan budak lagi!

Mula-mula Gwynn tidak beredia bertindak sebagai pejantan.Tapi dengan ancaman cemeti para Overseer dan ancaman tempelan besi panas,maka Gwynn tidak punya pilihan.Sehingga mau tidak mau setiap malam dia harus keliling slave quarter yang ditempati budak perempuan [yang masih muda] dan mengentoti mereka satu per satu. Menurut Gwynn, satu atau dua bulan kemudian biasanya para budak perempuan yang sudah dientotinya setiap malam itu - hamil semua!

Meskipun budak-budak perempuan itu sudah hamil, Gwynn masih terus dipaksa oleh para Overseer di bawah ancaman cambuk - untuk mengentoti mereka! Sampai budak-budak perempuan sudah tak bisa lagi dientot karena perutnya dan kehamilannya sudah terlalu besar!

Agar mudah melakukan tugasnya, maka Gwynn setiap malam berkeliling slave quarter sambil telanjang bulat!Untunglah Gwynn bertubuh kuat dan mempunyai biji peler dan kontol besar dengan produksi pejuh yang melimpah. Sehingga tiap malam dia tidak men-dapatkan kesulitan mengentoti 3 sampai 5 orang budak perempuan muda.Sementara itu keesokan hari-nya dia masih harus bekerja di ladang kapas.Ta'i!

Jembut Gwynn hanya sedikit dan tampak keriting seperti rambut kepalanya.Di keteknya juga tumbuh bulu-ketek keriting tapi ringan saja. Sedangkan dadanya yang amat berotot dan menonjol ke depan [dengan dua puting susu yang ketat dan melenting itu]tampak klimis tak berambut sedikit pun juga! Mungkin karena selama jadi budak Gwynn sering harus melakukan tugasnya sebagai budak pejantan dalam keadaan telanjang bulat setiap malam, maka waktu tinggal bersamaku pun Gwynn pada malam hari lebih sering bertelanjang bulat saja. Bagiku tak ada masalah Gwynn bertelanjang bulat di rumahku. Karena aku juga hanya sendirian di rumah. Selain itu,meskipun bertelanjang bulat,Gwynn tetap enak dilihat dan tampak perkasa!Terutama karena kontol dan biji pelernya yang berukuran besar itu! Ta'i!

MAIN CABUL DENGAN GWYNN

Pada awal-awal Gwynn tinggal dirumahku,dia biasa tidur di kamar tamu di atas sofa telanjang bulat. Lama-kelamaan aku menganggap cukup menarik untuk mengajak Gwynn tidur bareng satu tempat tidur denganku - apalagi karena Gwynn telanjang bulat.

Pada malam pertama aku tidur bareng dengan Gwynn aku sudah tidak tahan melihat tubuh jantan,kekar, bidang, berotot dengan kontol besar itu berbaring di sampingku.Maka akupun melepaskan semua penutup tubuhku dan akupun lalu memeluk tubuh Gwynn yang bertelanjang bulat itu. Aku merasakan nikmat tak terkira berpelukan telanjang bulat dengan Gwynn, meskipun dia bekas budak!Aku bukan hanya memeluk tubuh Gwynn yang telanjang bulat! Tapi aku juga menjelajahkan tangan dan jariku ke seluruh tubuh-nya yang keras dan ketat itu,berkat kerja-keras-nya sebagai budak di ladang kapas. Setelah puas aku menggerayangi tubuh bekas budak itu, aku pun mulai memain-mainkan kontolnya yang besar!Segera saja kontolnya jadi tegang dan mengeras! Bahkan tidak lama kemudian aku merasakan basahnya cairan mazie yang terpancar dari lobang kencingnya yang sudah menganga lebar karena siap akan memancar-kan pejuhnya yang melimpah dan berisi bibit yang teramat subur itu! Tentu saja aku tak mungkin menahan mulutku untuk tidak mengisap kontol bekas budak yang teramat besar itu. Maka aku pun memasukkan kontol Gwynn ke mulutku,dan aku pun menjilati dan menyedotnya.

Rupanya jilatan dan sedotanku amat merangsang kontol Gwynn,karena dua-tiga jilatan saja sudah mengakibatkan muncratnya pejuh Gwynn yang banyak dan kental itu : CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT!Pejuhnya banyak sekali dan kental.

Semuanya aku tampung dengan mulutku, aku jilat, aku seruput, dan aku telan. Agh! Nikmat!Nikmat! Nikmat sekali rasanya pejuh bekas budak! Ta'i!

Aku lupa bahwa Gwynn bekas budak, aku lupa bahwa aku orang kulit putih! Tapi bagiku yang egaliter dan yang aktivis pejuang gerakan anti perbudakan, meminum pejuh Gwynn menjadi bukti akan komitmen-ku pada gerakan anti perbudakan dan pada gerakan persamaan hak seperti yang tertulis di Deklarasi Kemerdekaan Amerika[Declaration of Independence], yaitu :"That every man is created equal".["Bahwa setiap orang diciptakan sederajat"].

Pada "malam pertama" itu aku belum puas hanya mengisap kontol Gwynn yang besar dan minum pejuh-nya yang melimpah itu. Aku juga harus memuaskan kontolku sendiri.

Oleh karena itu aku menyuruh Gwynn berlutut di atas tempat tidur dan menungging seperti seekor anjing betina yang akan dientot anjing jantan.

Kemudian aku membengkek [membuka] belahan pantat Gwynn dengan kedua tanganku dan tanpa ampun lalu aku menyodomi boolnya dengan kontolku yang sudah tegang, keras,dan mengacung ke atas!Dengan kepala kontol[glans penis]yang sudah merah-ungu berkilat membara dan tampak agak membulat!Sedangkan lobang kencingku seakan menganga bagai mulut ikan.Sebab sudah siap akan memuncratkan pejuhku yang kental!

Mungkin karena Gwynn baru saja dibebaskan sebagai budak, dia masih bermentalitas penurut.Karena itu dia menurut saja ketika aku cabuli dan boolnya aku sodomi!Atau bisa jadi dia menurut karena dia tinggal dan makan di rumahku. Jadi, dia merasa wajib untuk membalas budi baikku yaitu dengan cara memuaskan nafsu sex sejenisku!

Sengaja aku tidak melumurkan pelicin [lubricant]di permukaan kontolku atau di lobang pantat Gwynn agar Gwynn merasakan nyerinya rojokan kontolku diboolnya yang sempit itu.Karena aku sekalian mau melampiaskan nafsu sadisku pada Gwynn bekas budak yang amat jantan dan kelaki-lakian itu! Sebab, aku yakin pasti dia bisa tahan!

Meskipun Gwynn bertubuh besar dan kekar, tetapi lobang pantatnya cukup sempit,sehingga kontolku terasa amat nikmat terjepit di lobang ta'i-nya yang sempit itu!Untuk menambah gairahku aku juga meraba-raba tubuh Gwynn bagian depan yang keras dan ketat itu dengan jari-jariku.Aku bisa meraba kontol, biji peler,puting susu,dan juga perutnya yang keras, rata, tapi bertonjolan otot itu.Aku juga menyodok-nyodok ketiaknya yang basah oleh keringat dan hanya ditumbuhi sedikit bulu ketek keriting itu!

Gwynn masih merintih kesakitan ketika boolnya aku embat dengan kontolku. Meskipun kelak dia cerita bahwa dia sudah sering disodomi oleh "pemiliknya" di Selatan ketika dia masih berstatus budak!

Rintihan Gwynn telah membangkitkan nafsu sadisku. Oleh karena itu sekali-sekali paha dan bokong Gwynn aku tampar dengan keras menggunakan telapak tanganku:"PLAAK! PLAAK!".Amat keras sekali!Gwynn kaget dan menggelinjang kesakitan!Hal itu justru menambah gairahku makin memuncak dan aku makin kasar menyodok-nyodok kontolku ke bool Gwynn.Dia makin merintih-rintih kesakitan. Agh! Suasananya amat nikmat, sadis, dan jantan sekali!Terus saja aku puaskan kontolku di bool Gwynn dengan cara memompa kontolku keluar-masuk.Aku tak perdulikan rintihan kesakitan Gwynn.Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan dorongan pejuhku untuk muncrat, dan dengan "amat terpaksa" kenikmatan itu aku akhiri dan aku mencapai puncak syahwat! Pejuhku pun aku muncratkan keluar : CROOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Agh! Nikmat luar biasa mengentoti lobang pantat bekas budak! Surga! Surga! Surga telah turun di Amerika Bagian Utara!

Selama Gwynn tinggal di rumahku, aku tak pernah menyia-nyiakan keberadaannya.Tiap hari aku main cabul dengan Gwynn yang tinggi besar,kekar, amat berotot dan amat nikmat itu! Aku menyuruh Gwynn lebih sering telanjang bulat siang-malam,agar aku bisa lebih mudah memain-mainkan dan juga mengisap kontolnya yang besar.Lalu meminum pejuhnya yang banyak itu - jika pejuhnya muncrat keluar! Jika nafsu sex-ku makin menggila maka sudah barang pasti aku menyodomi lobang pantatnya dengan kasar dan sudah pasti diiringi tamparan-tamparan keras telapak tanganku di paha dan bokongnya : "PLAAK! PLAAK!Agh.Nikmat!Sekali-sekali aku juga melecuti punggungnya dengan ikat pinggang atau cemetiku!

Gwynn menurut saja. Dia tak pernah mengeluh atau memprotes tindakanku! Seakan, semuanya itu sudah jadi bagian dari hidupnya! Maklum lah dia bekas budak!

SERING DIPERKOSA "PEMILIKNYA"

Waktu Gwynn tinggal bersamaku aku banyak mengorek cerita tentang pengalamannya sebagai budak di Selatan. Pada mulanya Gwynn masih jadi "milik" orang kulit putih yang amat terpelajar. Itu lah sebabnya dia banyak belajar dari "pemiliknya" itu termasuk belajar membaca. Tapi ketika ia dijual pada orang kulit putih lain nasibnya memburuk!

Menurut Gwynn,ketika dia dilelang di pasar budak, seperti juga budak laki-laki lainnya, dia dijaja-kan dalam keadaan telanjang bulat.

Setelah dibeli oleh "pemiliknya" yang baru, Gwynn juga dibawa pulang dalam keadaan telanjang bulat. Setibanya di rumah "pemiliknya", Gwynn dirantai tangan dan kakinya. Rantai tangannya dihubungkan dengan gelang besi di lehernya.Sehingga jika dia menggerakkan lengan atau tangannya dengan tidak hati-hati,lehernya bisa tertarik dan patah!Oleh sebab itu Gwynn tidak bisa melawan.Apalagi kedua pergelangan kakinya juga dirantai.Dia ditempatkan di sebuah kamar dan disuruh terlentang di lantai.

Kemudian "pemiliknya" memasangkan sabuk di bagian pinggangnya yang dihubungkan dengan rantai yang terkait dengan gelang-gelang besi yang tertanam di lantai dan mengeratkan tubuh Gwynn yang ber-telanjnag bulat itu ke lantai yang dingin.

Dibantu oleh seorang Overseer, sambil berlutut, ternyata "pemiliknya" mulai memotong kulup Gwynn dengan sebilah pisau!Menurut Gwynn, memang waktu itu dia belum sunat!

Gwynn merasa amat sangat kesakitan waktu kulupnya dipotong begitu saja oleh orang kulit putih yang jadi "pemilik" barunya itu. Tetapi si "pemilik" tidak mempedulikannya.Menurut Gwynn ia terlonjak kesakitan dan hampir saja lehernya patah karena tangannya bergerak terlalu jauh dari lehernya!

Tetapi Gwynn tidak menjerit,dia hanya bersuara : "AAAAGH!",karena merasa amat kesakitan di bagian kulupnya yang dipotong oleh "pemiliknya"! Rantai tangannya menarik gelang besi di lehernya! Tubuh Gwynn yang telanjang bulat itu jadi basah kuyup bersimbah keringat karena amat sangat kesakitan!Gwynn dibiarkan saja terlentang di lantai sambil telanjang bulat dan amat kesakitan, sampai esok paginya.

Sesudah kulupnya dipotong,,Gwynn masih merasakan nyeri luar-biasa di luka bekas keratan kulupnya itu! Tetapi darah dari lukanya sudah berhenti mengalir. Karena "pemiliknya" melumurkan sejenis minyak di luka bekas keratan kulupnya itu!

Keesokan harinya baru Gwynn dilepas meskipun ia tetap tak diberi pakaian[telanjang bulat] dengan tangan dan kaki terantai. Gwynn diberi makan-minum, meskipun bukan makanan yang layak untuk orang biasa!Melainkan makanan yang biasanya hanya diberikan untuk para budak! Tetapi untuk menjaga kondisi tubuhnya,Gwynn memaksakan dirinya untuk makan!

Malam harinya Gwynn dipentang di sebuah tiang penyiksaan [whipping post].Lalu kedua tangannya dirantai dan tergantung keatas.Kedua pergelangan kakinya juga diborgol ke kaki-kaki tiang siksa itu! Luka sunatnya masih terasa sakit dan Gwynn tetap dibiarkan telanjang bulat!Tanpa alasan apa pun,"pemiliknya" mengambil cemeti dan kemudian mencambuki tubuh Gwynn yang telanjang bulat itu sekeras-kerasnya, semau-maunya dan puluhan kali!

Gwynn merasa amat kesakitan.Setiap kali lecutan cemeti itu menghunjam tubuhnya Gwynn terkaget dan menggelinjang kesakitan. Apalagi "pemilik" yang sebelumnya tidak pernah mencambukinya. Lecutan-lecutan itu juga mengakibatkan rasa pedih karena menimbulkan luka lecet di kulitnya! Meski hampir pingsan kesakitan,tapi Gwynn masih bertahan.Gwynn hanya berteriak "AGH!AGH!AGH!",tiap kali lecutan keras itu menghunjam dan merobek kulit tubuhnya yang telanjang bulat itu!

Tubuh Gwynn yang besar, kekar, ketat,berotot dan telanjang bulat itu berkilat-kilat oleh keringat! Tampak penuh bilur, lebam, dan luka lecet akibat lecutan cemeti "pemiliknya"!

Puas mencambuki,"pemiliknya" melepaskan pakaian-nya sendiri sampai ia telanjang bulat lalu mulai memeluk dan menciumi tubuh Gwynn yang telanjang bulat itu.Kemudian "pemiliknya" itu juga mengisap kontolnya dan lalu juga menyodominya. Perbuatan seperti itu dilakukan oleh pemiliknya hampir tiap malam.Jika malam hari Gwynn sedang tidak dihajar dan diperkosa "pemiliknya",ia dipaksa bertugas jadi "budak pejantan" dan dia dipaksa mengentoti budak-budak perempuan muda agar mereka menghasil-kan anak-anak untuk diperbudak lagi!

GWYNN DISUNAT

Luka sunat Gwynn baru sembuh sekitar dua minggu kemudian.Sekitar sebulan kemudian,"pemilik" Gwynn memeriksa lagi kontol Gwynn.

"Pemiliknya" menganggap masih ada sisa kulup yang masih harus dipotong. Tanpa ampun Gwynn dirantai lagi dilantai,dalam keadaan terlentang,telanjang bulat.Lalu "pemiliknya" memotong lagi sisa kulup yang masih ada! Gwynn menggelinjang karena amat kesakitan dan tubuhnya yang besar,kekar dan ber-otot itu jadi basah kuyup bersimbah peluh karena ia merasa amat kesakitan waktu disunat ulang!Dia berteriak keras sekali :"AAAAAGH!",karena merasa teramat pedih!

Dalam keadaan kontol Gwynn merasa amat kesakitan karena baru disunat lagi,tiba-tiba "pemiliknya" menggelora nafsunya!Lalu Gwynn dia lepaskan dari rantai dan Gwynn dipaksa menungging! Tanpa belas kasihan,"pemiliknya" lalu menyodomi lobang pantat Gwynn. Gwynn mengerang-ngerang kesakitan karena rojokan kontol "pemilik"-nya dalam boolnya telah menambah rasa nyeri dan pedih yang luar biasa di luka sunatnya yang baru itu!

Apalagi "pemiliknya" memompakan kontolnya dengan keras dan kasar ke lobang pantat Gwynn! Sehingga tiap kali kontol "pemiliknya" disodokkan ke dalam boolnya,kontol Gwynn terdorong ke depan dan kulit kontolnya yang ujungnya baru dipotong lagi jadi tertarik ke arah belakang. Hal ini mengakibatkan rasa nyeri yang luar biasa di luka sunatnya itu! Karena perlakuan kejam "pemilik" barunya itu, Gwynn tidak tahan lagi.Pada suatu hari ia mencuri pakaian untuk menutupi tubuhnya yang telanjang bulat dan ia berhasil melarikan diri ke Utara.Di Utara,aku lah yang mengurus dan menampung Gwynn, sampai Gwynn mendapatkan rumah dan pekerjaan.

Cerita ini ditulis oleh Jonathan Wrights di Kota Chicago - Amerika Bagian Utara].

ANTICLIMAX

Itulah ringkasan cerita yang ditulis Jonathan Wrights yang bukunya aku dapatkan dari Library of Congress.Bagian lain dari cerita Jonathan Wrights juga aku temukan di Gedung Archive,di Washington DC.

Cerita Jonathan Wrights menggambarkan kekejaman, kesadisan, dan kebejatan orang kulit putih di Bagian Selatan Amerika masa itu.Tetapi bagaimana pun cerita itu amat merangsang! Tidak heran jika setiap kali aku membaca cerita-cerita Jonathan Wrights itu langsung saja kontolku ngaceng! Pada salah satu kesempatan kunjunganku ke Library of Congress[untuk membaca cerita Jonathan Wrigths], aku jadi amat terangsang. Sehingga mau tidak mau aku terpaksa pergi ke WC di Library of Congress itu untuk onani - melepaskan syahwat!

Setelah mengelus dan mengocok kontolku sambil berfantasi tentang budak-budak lelaki Afrika yang dicambuk dalam keadaan telanjang bulat, disunat dan disodomi, pejuhku pun muncrat tak tertahan : CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT!. Pejuhku berceceran di lantai WC gedung Library of Congress itu!Udara di kakus itu jadi semerbak bau pejuh!!!

[KONTOL]