Gay Erotic Stories

Banjir adalah langganan Jakarta.Jika musim hujan Jakarta banjir itu tidak aneh. Tapi kalau tidak banjir justru baru aneh dan itu baru berita.Tiap tahun, pada bulan Januari selalu terjadi banjir dan tiap lima tahun sekali terjadi banjir besar yang dikenal sebagai fenomena alam lima tahunan. Pada peristiwa banjir besar di Jakarta biasanya terjadi pemadaman listrik, terhentinya layanan telepon dan juga terhentinya pasokan air bersih.

Bagaimana Jakarta tidak banjir?(1)Jika tidak ada sistem pembuangan air dan limbah [drainage] yang tertata baik,(2) jika seribu danau dan situ yang ada di kawasan Jakarta diuruk, ditimbun, dijual, dan dijadikan lahan hunian atau lahan bisnis,(3) jika rawa,lapangan,jalur hijau untuk resapan air disemen, dibeton dan dijadikan mal,(4) jika got, selokan, kali,sungai dijadikan tempat pembuangan sampah dan bantaran sungai jadi tempat hunian orang gembel,(5)jika hutan dan vegetasi di gunung dan pegunungan hinterland Jakarta semua dibabat habis untuk villa dan lahan bisnis,(6)jika Banjir Kanal Timur yang seharusnya sudah dibangun tahun 1933 belum juga selesai dibangun pada tahun 2007, (7) jika pejabat,pemimpin,anggota DPR dan DRPD, polisi,tentara, hakim, jaksa partai-partai, LSM, pedagang, guru, murid, dosen, mahasiswa, tokoh agama, masyarakat tidak perduli lingkungan dan hanya sibuk mau cari duit dan curi duit dengan cara yang jahat, tidak halal, korup, bejat dan tidak bermoral?

Untungnya aku tinggal di apartemen di daerah yang tidak banjir,tidak kena pemadaman listrik, tidak mengalami gangguan telepon,dan tidak ada gangguan penyaluran air bersih.Jadi aku sangat beruntung. Karena itu aku harus bersyukur atas semua berkah dan berkat dari Tuhan itu.

Pada saat aku menulis cerita cabul ini meskipun hujan dan banjir sedang melanda Jakarta,ternyata pekerjaanku juga tidak terganggu. Sesi foto dan shooting sinetron [peranku hanya sebagai figuran saja]semua jalan seperti biasa.Yah,rumah produksi memang punya target, harus tepat waktu dan kejar tayang. Tetapi karena 80% wilayah Kota Jakarta tergenang banjir maka sebagian kegiatan dipindah lokasinya.Salah satu sesi foto [pengambilan foto] dilakukan di sebua hotel bintang lima di Jakarta.

Walaupun aku bersikap profesional, bagaimanapun aku lebih suka jika kegiatan dilakukan di tempat yang nyaman seperti hotel bintang lima. Daripada dilakukan di luar gedung [out door]. Seringkali sesi foto di luar gedung banyak ditonton orang, dan aku tidak terlalu suka ditonton orang. Apa lagi aku adalah seorang homosex,oleh karena itu aku merasa risih jika didekati atau diperhatikan oleh lawan jenis. Sebaliknya, aku merasa OK-OK saja dan merasa nyaman, jika didekati, ditonton oleh sesama jenis. Bahkan seandainya diharuskan telanjang bulat pun,aku tidak risih, tidak ragu dan tetap PD [Percaya Diri] jika yang hadir di lokasi itu cowok semua.

Aku juga sering ditawari untuk jadi model foto pria telanjang dan gay blue film,tapi sampai saat aku menulis cerita cabul ini,tawaran seperti itu belum pernah aku terima. Bagiku dan juga untuk Daddy [ayahku] yang bule Australia, sebetulnya tidak masalah kalau aku menerima tawaran itu.Apa lagi bayarannya juga lumayan besar.Tapi aku tidak mau melukai hati Mum[ibuku] yang orang Indonesia Asli yang budayanya melarang orang bertelanjang bulat dan main cabul di muka umum, baik dengan lawan jenis, apalagi dengan sesama jenis!. Ibuku juga tidak tahu bahwa aku seorang homosex. Tapi ayahku tahu bahwa aku seorang homosex dan beliau juga tahu bahwa aku sering melakukan hubungan sex dengan sesama jenis! Daddy [ayahku] tidak pernah melarang aku berhubungan sex sejenis.Tapi beliau selalu mengingatkan aku agar aku berhati-hati dan agar aku jangan sampai ketularan AIDS atau kena penyakit lain akibat hubungan sex serampangan [promiscous]tanpa kondom dan juga berganti-ganti pasangan!

Demikianlah, pagi itu aku hadir di lobby sebuah hotel bintanglima di Jakarta.Dengan art director dan para crew photo kami janjian untuk jumpa di coffee shop hotel dan sekalian breakfast.Tapi aku tidak biasa breakfast atau sarapan di luar rumah. Aku biasa sarapan sangat pagi di rumah, yaitu sekitar jam 05:00 pagi karena setelah sarapan aku biasa jogging 5 km, push up dan sit up 250 kali, dilanjutkan dengan latihan beban dan pendinginan. Semua itu ditambah acara mandi pagi bisa makan waktu dua jam.Karena itu sekitar jam 07:00 pagi biasanya aku sudah siap.Kalau hujan gerimis, aku tetap jogging.Tetapi kalau hujan lebat,aku harus mengganti dengan kegiatan olah raga "in door" di dalam rumah menggunakan mesin-mesin olah raga yang ada di apartemenku .

OLAH RAGA DAN SEX

Menurut teori,seharusnya orang hanya olah raga 3 kali seminggu. Dengan pertimbangan 4 hari sisanya dalam seminggu dipakai oleh badan untuk membentuk jaringan baru dan memperbaiki jaringan yang rusak akibat olah raga. Tetapi aku selalu menyangkali teori itu dan nyatanya sampai sekarang aku merasa OK-OK saja dan tubuhku juga tetap atletis dan makin berotot saja,sedangkan libidoku[nafsu sex] makin hari makin menggebu-gebu dan vitalitas sexualku meningkat terus seperti tanpa batas.Aku sanggup mengeluarkan pejuh [sperma] sampai lima kali sehari tanpa merasa lemess dan mengantuk.

Meskipun kemampuan sexualku itu juga ditunjang oleh ramuan-ramuan aphrodisiac[pemicu libido dan meningkatkan produksi pejuh], yaitu kombinasi dari obat modern[Viagra,Hormoviton], obat semi-tradisional [Kapsul Kuku Bima,Irex, Extra Joss, Maca],obat tradisonal [Pasak Bumi, Tongkat Ali, Tongkat Madura] dan makanan [ramuan telur ayam kampung rebus yang dibubuhi merica dan garam sedikit,lalu diikuti minum kopi-susu segelas dan dilanjutkan dengan menenggak madu dan kecap satu sendok makan].

Di samping olah raga, dan mengkonsumsi kombinasi obat dan ramuan, aku juga mempraktekkan "Tidur Yoga" setiap malam. Yaitu tidur malam telanjang bulat dilantai tanpa alas dan dengan alas kepala bantal yang tipis saja serta dengan posisi tidur terlentang,kedua kaki mengangkang lebar,dan kedua tangan ke atas, sehingga tubuh seakan membentuk huruf "X".

Tidur Yoga sudah terbukti sangat efektif untuk mencegah penyakit,meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan libido dan vitalitas sexual! Hubungan yang sangat bermakna antara peningkatan kegiatan olah raga dan peningkatan vitalitas sexual itulah mungkin yang justru membuatku makin gila olah raga.Sehingga ada kemungkinan aku bukan gila olah raga, tapi gila sex! Tapi biarlah, itu tidak usah dibahas. Karena pada dasarnya semua cowok homosex gila sex dan pola sentral didalam otak cowok homosex adalah SEX, SEX, SEX dan SEX saja! Tidak lain!

BERJUMPA BOWO

Coffee shop pagi itu penuh sekali.Mungkin karena banyak korban banjir yang mengungsi di hotel itu. Aku lihat banyak anak-anak.Mereka untuk sementara tidak sekolah karena sekolah mereka terendam air banjir atau dijadikan tempat pengungsian.Karean itu mereka terpaksa diliburkan dari sekolah.

Karena cofee shop penuh, aku memutuskan untuk menunggu di lobby saja. Apalagi aku memang tidak berniat sarapan di coffee shop itu. Lobby juga penuh, tapi masih ada sofa yang kosong.

Setelah menanyakan pada cowok yang duduk disitu apakah kursi yang tinggal satu itu tidak ada yang punya, aku duduk. Sekilas aku melirik pada si cowok ganteng yang duluan duduk di situ. Agh! Dia memang tampan, jantan dan rupawan. Tubuhnya yang dibalut T-shirt hitam dan celana black jeans itu tampak atletis berotot.Lengannya besar dan kokoh amat menggiurkan.Kulitnya yang putih bersih itu tampak kontras sekali dengan pakaiannya yang berwarna hitam. Mungkin umurnya sekitar 25 tahun, tidak lebih tua dari 30 tahun.

Aku berpikir keras dan akhirnya aku memutuskan untuk menyapa duluan dengan topik banjir. Cowok itu cukup ramah dan tanggap dan kami langsung bisa ngobrol enak dan akrab. Pada akhir obrolan, kami saling menyebutkan nama kami dan bertukar nomor HP. Dia mengaku bernama "Bowo".Aku berikan nomor HP privatku dan aku mengaku bernama "Eric". Aku tidak bohong, karena memang nama asliku ada tiga bagian. First name : Theo, Middle name : Eric dan Surname atau Family name : Walcott.

Aku tidak tanya detail apakah nama lengkap cowok itu "Prabowo" atau "Wibowo" atau hanya Bowo saja atau entah apa.Tapi Bowo mengaku,karena rumahnya kebanjiran maka dia terpaksa mengungsi ke hotel itu.Dari pakaian dan aksesoris [arloji, cincin, sepatu] yang dipakai Bowo,aku menangkap bahwa Bowo orang berada. Mungkin dia eksekutif muda, bankir, anak orang kaya /anak pejabat/ anak jenderal atau jangan-jangan malah dia pengedar Narkoba atau gigolo atau hanya kucing [seperti aku].

Aku cukup menikmati obrolanku dengan Bowo.Mungkin enersi atau aura kami berdua nyambung.Sayangnya, aku harus berpisah dengan Bowo pagi itu, karena art director dan crew photographer sudah selesai makan pagi.Aku berpisah dengan Bowo dan berjanji akan kontak-kontak lagi!

Sesi foto hari itu makan waktu cukup lama, karena kami melakukan beberapa "take" dan art director kami kadang-kadang masih harus memilih lokasi yang cocok di hotel itu! Baru sekitar jam 12:00, kami selesai dengan tugas kami. Karena di luar hujan lebat, kami memutuskan untuk makan siang [lunch] di cofee shop. Sambil makan siang dan menunggu hujan, aku ngobrol dengan tim sesi foto pagi itu. Kami memang saling kenal dekat,karena itu kami bisa ngobrol lama. Tim foto itu cowok semua dan ada di antaranya yang jadi favoritku karena dia cowok yang ganteng,menawan,menggemas-kan,dan juga mendebarkan jantungku.Cowok favorit-ku namanya Dennis. Mungkin orang tuanya ingin memberi nama dengan nama yang bernuansa Barat atau sok kebarat-baratan. Padahal Dennis orang Indonesia Asli.

Sayang aku belum sempat mencabulinya. Kalau ada "hokkie" atau nasib baik,mungkin kapan-kapan aku akan bisa menikmati tubuh kelaki-lakiannya yang sering membuat aku penasaran itu! Ta'i!

Dennis masih muda-remaja, tapi tubuhnya atletis dan kekar. Dia memang rajin latihan beban. Tidak heran jika tubuhnya makin lama makin "jadi". DIENTOT BOWO

Setelah tim foto berlalu, aku masih duduk-duduk di lobby hotel itu sendirian sambil aku menikmati lobby hotel yang indah dan mewah, dan cuci mata melihat cowok-cowok ganteng yang berkeliaran di situ. Ada tamu hotel, ada Room Boys, ada Satpam dan ada Security Officer yang kekar dan berotot tubuhnya.

Mau tidak mau, sekali-sekali kontolku ngaceng juga melihat cowok-cowok ganteng bertubuh kekar yang berkeliaran di lobby hotel itu! Meskipun terkadang mereka itu hanya Room Boy atau sekedar Satpam saja!

Tentu saja Room Boy atau Satpam pun bukan masalah bagiku. Karena yang aku cari bukan cowok dengan harta,pangkat atau jabatan. Yang aku cari adalah cowok yang ganteng atletis,berotot,dengan kontol besar dan harus sudah sunat.

Pola sunat yang jadi favoritku adalah "high and tight" seperti pola sunat kontol anggota pasukan khusus Amerika Serikat US Green Berret! Yaitu seluruh kulup digunting atau dibuang[kulup benar-benar terkudung] dan seluruh kepala kontol[glans penis] terpapar [exposed]. Sehingga dalam posisi apa pun [duduk, berbaring atau berdiri], kepala kontol tetap terpapar - tidak tertutup oleh sisa kulup.Untuk para Taruna AKMIL,jika kedapatan ada Taruna yang sunatnya belum sempurna maka Taruna itu diwajibkan untuk disunat ulang secara militer [tanpa anestesi].Sunat militer dilakukan sekali-gus untuk membuktikan apakah seorang Taruna benar -benar tegar,tanggap,tanggon dan trengginas dan tahan nyeri.Karena motto Taruna ada tiga, yaitu: (1) "Taruna tidak mengenal rasa sakit",(2) "Pria yang tidak sunat, bukan laki-laki", dan (3)"Pria yang tidak berotot bukan laki-laki".

Sunat militer memang dirancang supaya nyerinya luar biasa [excruciating pain]. Banyak Taruna yang jatuh pingsan[semaput] waktu disunat secara militer, mungkin akibat "neurogenic shock". Karena siang itu aku tak ada acara, maka aku pun memutuskan untuk menelepon Bowo di HP-nya. Bowo ada di kamarnya di hotel dan dia mengajakku untuk datang di kamarnya.

Aku berpikir keras,mau memutuskan apakah sebaik-nya aku datang atau tidak ke kamar Bowo.Aku juga takut "dijebak" seperti pelawak Komar atau mantan anggota KPU Mulyana W. Kusumah.

Keduanya "dijebak" dengan cara mengundangnya untuk datang kesuatu kamar hotel pada kesempatan yang terpisah. Setelah masuk ke kamar maka Komar dituduh menyalahgunakan Narkoba dan Mulaya W. Kusumah dituduh menyogok aparat. "Barang bukti"-nya juga sudah disiapkan dalam kamar hotel oleh aparat yang bersangkutan, berupa Narkoba untuk Komar dan uang sogokan untuk Mulyana W. Kusumah.

Semua itu hanya rekayasa aparat saja. Untuk cari nama dan cari popularitas dengan mengorbankankan orang yang tidak bersalah dan tentu saja orang yang tidak punya "backing" orang penting, backing partai politik, atau backing aparat bersenjata.

Setelah berpikir cukup lama aku berkesimpulan bahwa dari penampilan Bowo sepertinya tak mungkin dia mau menjebak aku untuk dijadikan "contoh" hasil kerja atau kinerja dari aparat tertentu, seperti yang dialami oleh Komar dan Mulyana W. Kusumah.Apalagi "gaydar"-ku mengindikasikan bahwa meskipun Bowo penampilannya "jantan abis", tapi aku bisa menangkap nuansa "homosexulitas" dalam dirinya.

Gaydar atau gay radar adalah kemampuan seorang laki-laki homosex untuk mengetahui apakah laki-laki lain seorang homosex atau bukan.

Akhirnya aku putuskan menemui Bowo langsung di kamarnya. Sesampainya di depan kamar Bowo, aku menekan bel dan Bowo membuka pintu kamar. Waktu itu Bowo hanya mengenakan celana boxer telanjang dada.Penampilan Bowo yang saat itu bertelanjang dada itu amat memukau. Wajahnya yang tampan dan kulitnya yang putih membuat dia amat rupawan.

Sedangkan tubuhnya yang atletis, ketat berotot, dengan dada yang bidang dan amat menojol kedepan ditingkah perutnya yang rata membentuk six packs tampak amat menawan dan membuat aku menjadi salah tingkah! Otot-otot tubuhnya yang indah menggetar-kan sukmaku,tubuhku terasa lemas dan mau rasanya menyerahkan tubuh, darah dan jiwaku kepada Bowo, cowok yang luar biasa itu untuk dihajar, disiksa, dan diperkosa !

Bowo mempersilahkan aku masuk dan dia menjabat tanganku. Lalu Bowo menutup pintu kamar dengan tangan kirinya.Alih-alih melepas jabatan tangan-nya di tanganku Bowo malahan "menarik" aku dan dia langsung saja mendaratkan bibirnya yang merah merona itu kebibirku.Kami berpelukan, bercipokan, dan lalu Bowo lalu "mendorong" tubuhku ke tempat tidur. Aku terbaring terlentang di atas tempat tidur dan Bowo mulai menelanjangi aku.

Aku biarkan saja Bowo berbuat sekehendak hatinya sampai akhirnya kami berdua bertelanjang bulat. Kamipun mulai berpelukan, bergumul, berciuman dalam keadaan kami berdua telanjang bulat...!

Prosesnya dari perkenalanku dengan Bowo hingga terjadinya percabulan begitu cepat. Kami main roman-romanan seperti dua orang kekasih. Bowo asyik mencipoki aku dan menciumi leherku.Anehnya aku jadi tergelinjang kenikmatan seperti seorang perempuan. Aku jadi malu juga pada Bowo, karena aku selalu berusaha tampil jantan dan kelaki-lakian.Tampil feminin seperti perempuan, apalagi di tempat tidur merupakan pantangan bagiku!Tapi mataku tidak terpejam. Aku berusaha tetap sadar dan ingin benar-benar menikmati hubungan sex siang itu dengan mata-kepalaku dan dengan mata- hatiku.

Aku terpukau melihat tubuh Bowo yang telanjang, atletis ramping tapi berotot itu.Ditingkah oleh kontolnya yang besar disunat ketat dan berlatar belakang jembut yang lebat.Aku tak tahan melihat pemandangan yang merangsang itu. Karena itu aku segera saja mengarahkan mulutku ke kontol Bowo dan mulai mengisapnya.Agh!Nikmat sekali. Mulutku penuh dengan "gumpalan daging" kontol Bowo.Tidak muat di mulutku karena itu aku mencucupi lobang kencingnya dengan bibir dan lidahku dan lalu aku menjilati seluruh permukaan "badan" kontol Bowo.

Bowo menggeliat kenikmatan.Sambil aku menjilati kontolnya, jemariku juga meraba-raba tubuh Bowo dibagian yang sensitif: puting susu,pinggang,dan ketiaknya yang berambut dan basah oleh keringat itu [Nikmat!!!].Sekali-sekali Bowo menggumam dan melenguh seperti kerbau : MMMPH..MMPMH..MMMPH.. Waktu telunjukku aku sodokkan kelobang pantatnya Bowo kaget tergelinjang! Rupanya boolnya belum pernah disodok orang!

Tiba-tiba Bowo merubah posisinya dan dia bangkit, lalu membalikkan tubuhku supaya terlentang dan dia mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar.Lalu dia mengentoti boolku dengan kontolnya yang sudah tegang, memerah ungu dan kepala kontolnya tampak berkilat-kilat.

Dengan bernafsu dia memompa kontolnya ke dalam boolku dan dia juga mengocok-ngocok kontolku dengan intens. Semuanya begitu cepat,sehingga aku merasa nikmat tapi nanar,bangga,senang, dan bahagia karena tubuhku dinikmati oleh seorang lelaki tampan dan perkasa seperti Bowo.Perasaanku bercampur baur, campur aduk!

Semua perasaan nikmat di otak,kontol dan seluruh tubuhku terasa bertambah "menyorga" [heavenly], saat aku memandangi tubuh Bowo yang telanjang, atletis,ketat berotot,bercucuran keringat berdiri di hadapanku, sedang sibuk memompakan kontolnya di lobang pantatku!

Tidak lama kemudian Bowo mempercepat pemompaan kontolnya di boolku dan dia mengharmonisasikan kocokan tangannya di kontolku. Lalu pejuh kami muncrat bareng: CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOT! CROOOOOOOOOOOOOOOOOOOOT! Terasa nikmat dan lampias,tetapi ada rasa sakit [nyeri] di lobang kencing dan boolku!

Bowo mencabut kontolnya dari dalam boolku dan dia membiarkan pejuhnya muncrat di atas kontolku,ber-ceceran, bertaburan di atas jembut dan perutku! Pejuhnya jadi bercampur dengan pejuhku yang juga muncrat dari kontolku ke perutku,berkat kocokan tangan Bowo yang sepertinya sudah piawai dalam bermain cabul dengan sesama jenis!

Kamar hotel itu jadi semerbak bau pejuh.Ya!Pejuh kami berdua yang sudah bercampur [mixed] di atas jembut, kontol dan perutku!

NGENTOT TANPA KONDOM

Setelah selesai dientot Bowo aku termangu-mangu - sambil berbaring terlentang di tempat tidur di samping Bowo!Kami berdua masih telanjang bulat.

Aku baru sadar bahwa Bowo mengentoti aku tanpa mengenakan kondom di kontolnya. Padahal ngentot tanpa kondom di zaman Wabah AIDS sekarang sama saja dengan bunuh diri!

Aku berusaha menenangkan pikiran.Seandainya Bowo menderita AIDS atau mengidap HIV atau penyakit kelamin lain maka mungkin aku akan ketularan!

Tapi nasi sudah menjadi bubur!Biarlah yang sudah berlalu, berlalu saja! Kalau aku ketularan suatu penyakit dari Bowo,itu risikonya berhubungan sex dengan orang yang belum dikenal dan tak diketahui "puguh juntrungannya"!Itulah risikonya melakukan hubungan sex secara serampangan dan berganti-ganti pasangan! ANTICLIMAX

Selesai mengentoti aku,Bowo tertidur pulas dalam posisi terlentang dan telanjang bulat!Aku cepat-cepat berpakaian, tanpa membersihkan diri dari pejuhku dan pejuh Bowo dengan air. Ceceran pejuh itu hanya aku hapuskan dan keringkan dengan tisu. Lalu aku cepat-cepat berlalu dari kamar itu.

Sambil berjalan ke mobil di parkiran hotel aku termangu-mangu.Aku berpikir,semetara dua ratusan ribu orang Jakarta jadi pengungsi karena rumahnya kebanjiran, aku malahan main cabul, berhubungan sejenis [ngentot] dengan Bowo.Apakah itu pantas?

Agh! Ya pantas saja! Masalah banjir 'kan urusan Gubernur, Menteri dan Presiden, bersama anggota-anggota DPR.Aku 'kan hanya cari makan di Jakarta dan aku bayar pajak. Termasuk pajak orang asing yang lebih dari US $ 100,- per bulan itu. Karena aku Warga Negara Australia! Ta'i!

Aku jadi Warga Negara Australia karena undang- undang. Undang-undang ta'i yang mengatur bahwa anak yang lahir dari perkawinan wanita Indonesa dengan pria asing - otomatis harus ikut warga negara ayahnya. Jadi meskipun Mum [ibuku] orang Indonesia Asli dan beliau juga ber-Warga Negara Indonesia, tapi karena Daddy [ayahku] orang bule asal Australia dan Warga Negara Australia, maka aku harus jadi Warga Negara Australia. Undang-undang ta'i itu baru saja dicabut.Tapi aku sudah terlanjur jadi kawula negara "Commonwealth of Australia" dan aku ber-Kewarganegaraan Australia, suatu negara yang saat cerita cabul ini ditulis kepala negaranya adalah Ratu Elizabeth II dari Inggris,Perdana Menterinya John Howard dan lagu kebangsaannya "Advance Australia Fair". Anehnya orang Australia yang pernah aku temui tidak ada yang tahu apa arti Advance Australia Fair itu.

Australia didirikan oleh para penjahat[kriminil] dari Inggris dengan cara membunuh ratusan ribu penduduk asli Australia yang oleh orang bule disebut sebagai orang Aborigin itu! Demikianlah nasibku, aku harus jadi warga suatu negara yang didirikan oleh penjahat, bandit, pemerkosa dan berbagai jenis kriminal lainnya[seperti maling]! Semua itu terjadi gara-gara undang-undang ta'i yang berlaku di Indonesia saat aku lahir! Ta'i! [KONTOL]