Gay Erotic Stories

Temanku Phil [ Phillistine, diambil dari nama Palestina di zaman dulu ] adalah laki- laki penikmat sejenis macam aku.Seperti aku juga, Phil biasanya berburu lelaki di hotel,kolam renang,fitness,kampus, dan mal. Phil juga tidak ragu memanfaatkan tingkat kemiskinan yang tinggi dan terbatasnya lapangan kerja di negaranya buat memangsa para pemuda remaja dengan uangnya.Phil bekerja di suatu bank dan dia menduduki jabatan penting. Bank itu punya jejaring internasional [atau bank internasional ?] - tidak heran jika uang bukan masalah untuk Phil. Dalam usianya yang masih di bawah 30 tahun [di atas 25 tahun], dia sudah memiliki semuanya : rumah, mobil, investasi, jabatan dan bahkan Phil juga punya wajah yang lumayan tampan berkat darah caucasian yang mengalir di tubuhnya.Badannya juga atletis berkat gaya hidup anak muda sekarang, yaitu tak mau lepas dari latihan fisik dan latihan beban intens ! Sebagai lelaki yang terlahir sebagai gay alias homosex,tentulah Phil memerlukan obyek pemuasan dan pelampiasan nafsu berahinya yang menggebu-gebu. Usia-nya yang masih dalam masa seksual aktif dan obat-obatan serta herbal seperti Ginseng, Maca, Pasak Bumi, Majoon, Padibu, Hormoviton Plus Jreng, Kuku Bima Jreng,Viagra,Cialis dan entah apa lagi, sebut saja [you name it] yang tak pernah putus ditenggaknya,sebagai rekreasi,membuat nafsu berahi Phil selalu menyala- nyala bagaikan "Bandung lautan api" naik ke otak, mengalir ke syaraf-syarafnya dan membuat kontolnya ngaceng minta diberi elusan,jilatan,isapan atau entotan.

Kalau Phil terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan dia tidak sempat "main",maka nafsu berahinya akan menggelegak tak tertahan dan kontolnya ngaceng terus sampai seringkali mazie-nya terpancar keluar seer..seer,,seer..membikin lobang kencingnya jadi lengket ke kain kancutnya yang rancangannya rendah dan minim itu[maximum exposure].Tak heran jika selalu saja ada Satpam,pelajar,mahasiswa, model,peragawan, anggota aparat berseragam, Abang Jakarte,pemain sinetron, penyiar TV, olahragawan,karateka dari jenis laki-laki yang terlihat menemani atau mendampingi Phil di rumah, di hotel, di fitness center dan entah di mana lagi!

Cowok-cowok ini butuh duit untuk menghidupi dirinya atau keluarganya, untuk bayar kontrakan, bayar uang sekolah atau kuliah,atau sekedar untuk foya-foya saja !Untuk maksud itu, mereka mecari terobosan [breakthrough] dengan cara mudah,yaitu menyerahkan bagian-bagian tubuhnya dan pejuhya kepada orang seperti Phil untuk dinikmati. Tentu saja dengan imbalan duit!

Mereka menganggap tidak ada yang salah dengan transaksi semacam itu:suka sama suka,untung sama untung, dan nikmat sama nikmat ! Bahkan kata mereka, tak ada aturan apapun yang dilanggar mereka, tidak juga aturan agama!Karena dalam aturan agama yang dilarang adalah hubungan sex diluar nikah antara laki-laki-perempuan dan sodomi.Jadi kalau tidak melakukan sodomi,melainkan hanya berpelukan,berciuman atau cipokan dengan sesama jenis laki-laki, menjilati atau mengisap kontol dan minum pejuh - mestinya tidak apa-apa dan tidak dilarang, bukan?[ Ha..Ha..Ha..Iya juga! Ta'i!].Di Malaysia pun yang dilarang hanya sodomi, karena itu kata seorang kaki-tangan atau anggota PDRM [Polis Di-Raja Malaysia Babi] :

"Yang tak boleh di Malaysia tue' berlaku sungsang, yaitu masukkan konek awak ke dalam jubur daripada lelaki,macam yang 'dah dibuat oleh Dato' Seri Dr.Anwar Ibrahim kepade Suryadharma dan Saiful 'lah.Tapi,kalau awak 'nak isap kote,sila-sila saje! Boleh sangat! Takde dilarang! Polis Malaysia pun 'dah sering sangat aniaya orang Bangladesh di lokap dan die-nye 'dah pakse orang tue isap konek kawan-nye!",artinya:"Yang dilarang di Malaysia itu sodomi,masukin kontol ke bool cowok,seperti Anwar Ibrahim ngentot bool Suryadharma dan Saiful.Tapi kalo loe mo isep kontol,boleh banget! Nggak dilarang! Silahkan aja!Polisi Malaysia biasa nyiksa pekerja migran Bangladesh di tahanan! Mereka malah dipaksa saling isep kontol".[HaHaHa! Polisi Malaysia babi, anjing, iblis, bangsa-ta'i, semuanya!] Itu lah sebabnya Phil tak banyak bergaul.Di luar jam kerja, waktunya habis untuk menghirup kenikmatan dunia sex sesama jenis.Mungkin aku adalah satu-satunya teman dan sahabat Phil yang paling dekat dan tempat dia curhat.Oleh karena itu Phil selalu share apa saja yang dialaminya kepadaku - termasuk hal-hal yang sangat pribadi [his private life] . Bahkan Phil pernah mengatakan padaku:

"Loe udah gw anggep diary gw aja",artinya "Kamu aku anggap buku harianku". Berikut ini adalah excerpt [ringkasan] dari salah satu cerita Phil kepadaku.

CERITA PHIL

Salah satu tugasku di bank sialan itu adalah memonitor cabang-cabang.Cabang bank kami ada di berbagai lokasi.Ada di mall, pasar,hotel,kantor,rumah sakit,dan pabrik. Suatu kali aku melakukan monitor cabang kami di suatu pabrik. Pabrik itu besar dan luas dan karyawan/karyawatinya banyak.Seperti biasa aku mengamati pengunjung dan nasabah bank itu di ruang tunggu.Sekali-sekali aku ngobrol dan tanya ini itu pada orang-orang yang kelihatannya santai [tidak tampak sibuk atau buru-buru].Kali itu aku jumpa dengan seorang nasabah atau klien bank kami yang bernama Yuda Permana.Dia pekerja pabrik itu dan pagi itu mengambil gaji- nya,.Pagi itu dia off karena malam sebelumnya dia masuk kerja,shift malam. oleh karena itu dia punya waktu ke bank untuk mengurus sesuatu.Kalau tak salah dia mau transfer uang ke ibunya di kampung.

Aku tertarik untuk ngobrol dan mewawancarai Yuda karena dia ganteng,dengan kulit tubuh coklat terang,bersih,rapi,bertubuh atletis,dan terkesan ramah bagai-kan seorang Ahli Surga.Mas Yuda menjawab semua pertanyaanku dengan baik dan ramah dan seperti biasa aku memberikan gimmick pada responden,walau hanya sekedar sebuah mug dengan logo bank kami.Itu bukan kegiatan survei, melainkan monitoring-evaluasi[monev].Di bank kami memang kepuasan customer atau klien mendapat perhatian utama dalam marketing.Karena itu monev dilaku-kan langsung oleh pejabat setingkat manajer.

Sudah hampir lima tahun aku melakukan tugas sialan seperti itu,tapi baru kali itu aku begitu terpukau pada respondenku - walaupun dia "hanya" pekerja pabrik. Aku begitu terpengaruh dan tersentuh pada Yuda,sehingga tanpa malu-malu aku minta alamat dan nomor hp-nya.Di masa sekarang,hampir semua orang punya hp, jangankan pekerja pabrik, bahkan pekerja bangunan atau kuli pun punya hp . Dalam perjalanan kembali ke kantor dari pabrik,aku termangu-mangu,akibat aku memendam nafsu berahi yang nyaris tak tertahan! Untunglah ketika itu aku naik mobil operasional kantor dengan supir.Kalau aku bawa mobil sendiri mungkin karena aku banyak melamun bisa-bisa aku sudah menabrak orang atau ditabrak truk tronton yang banyak hilir mudik di rute jalanan ke kawasan pabrik sialan itu!

Malamnya aku tak bisa tidur, pikiranku dipenuhi oleh bayangan keindahan tubuh dan ketampanan wajah Mas Yuda.Sehingga aku nekat memutuskan untuk izin tak masuk kerja esok harinya,dengan alasan sakit. Pagi-pagi aku menelepon dokter langgananku agar memberi aku surat-sakit dengan istirahat sakit tiga hari Lalu aku menyuruh supirku mengambil surat-sakit sialan di rumah dokter yang tidak profesional itu ! Sekitar jam 09:00 aku menelpon Mas Yuda. Aku katakan bahwa aku perlu jumpa dia lagi, karena ada informasi lain yang aku perlukan sebagai nasabah bank kami.Mas Yuda tidak keberatan dan mengatakan bahwa hari itu dia masih off dan dia tidak ada rencana pergi kemana-mana,di rumah saja. Aku pun minta informasi Mas Yuda tentang lokasi rumah kontrakannya.

Aku minta diantar supir ke sebuah Puskesmas dekat tempat kerja Mas Yuda dan menyuruhnya parkir di pabrik yang letaknya sekitar satu kilometer dari situ. Aku sendiri kemudian naik ojek mencari kontrakan Mas Yuda.Aku memang sengaja mau merahasiakan kegiatanku hari itu dari supirku. Meski letak kontrakan Mas Yuda agak jauh dari situ, tapi tidak sukar menemukannya.Aku minta tukang ojek menunggu, karena aku takut susah cari kendaraan untuk pulang dari pedalaman kampung sialan itu.

Aku lihat Mas Yuda seperti baru mandi.Dia mengenakan celana pendek telanjang dada.Handuknya digunakan untuk menutup tubuh atasnya.Tapi bagaimana pun aku dapat melihat tubuh Mas Yuda yang atletis,ketat,dan berotot indah!Otot dada -nya menonjol ke depan dan ketika Mas Yuda bersalaman denganku handuknya tersingkap dan tampak olehku kedua puting susunya yang ketat,tegang, dan juga melenting, amat menggoda iman!Perutnya rata dihiasi otot-otot yang membentuk six-pack,pinggangya ramping dan kencang.Otot lengannya besar dan indah.Saat Mas Yuda tanpa sengaja mengangkat tangannya ke atas, tampak terbersit oleh-ku seberkas bulu ketek yang hitam terjepit di bawah lengannya terlihat indah....... ..indah. indah.. jantan..dan sexy dan agh mau tak mau, suka tak suka kontolku jadi ngaceng,berada dekat-dekat cowok yang hebat itu .Mas Yuda..ya .Mas Yuda pekerja pabrik itu yang mungkin hanya level kuli!Tapi nafsu [Cinta?Ha.. Ha.. Ha..] tak mengenal pangkat, jabatan,kedudukan atau tingkat sosial ekonomi.Tubuhku seakan bergetar-getar, jantungku terasa berdebar-debar,aliran darahku seakan terdengar lebih keras dan seperti berdesir-desir di telingaku!

Setelah menyapa aku, bersalaman dan basa-basi, Mas Yuda mempersilahkan aku duduk di kamarnya yang sempit.Mungkin hanya 3X3 meter atau 3X4 meter. Dalam kamar itu ada tempat tidur,lemari,meja kecil dan satu kursi. Aku lihat Mas Yuda cepat-cepat mengenakan T-shirtnya dan dia tetap mengenakan celana pendek 3/4 [cullote] ,sehingga aku jadi bisa "mengintip" bulu kakinya yang juga terkesan jantan, sexy, dan menggoda iman. Rupanya aku sudah kemaruk dan tergila-gila pada pekerja atau karyawan pabrik yang setengah kuli itu! Ta'i !

Selesai berpakaian dan menyisir rambutnya sebentar, Mas Yuda menemui aku. Dia duduk di atas tempat tidur.Di kamar sialan yang sempit itu tak ada lagi tempat untuk duduk selain di atas tempat tidur sialan itu! Aku memulai pembicaraan dan aku mengatakan [seakan-akan] "masih ada informasi tambahan yang diperlukan dari Mas Yuda".Sengaja aku mengarang sepuluh pertanyaan untuk wawancara bohong-bohongan itu dan Mas Yuda menjawab semuanya dengan sebaik-baik-nya. Selesai wawancara, kami ngobrol sebentar dan tiba-tiba saja aku punya ide untuk mengajak Mas Yuda sarapan.kebetulan aku melihat ada warung Padang di dekat-dekat situ.Meskipun kampungan dan aku tak yakin kebrsihannya tapi aku tak punya pilihan dan aku katakan :

"Mas, saya tadi nggak sempat sarapan.Di dekat sini ada warung makan?". Mas Yuda menjelaskan bahwa tak jauh dari situ ada pasar kecil dan ada warung makan yang makanannya enak, lumayan bersih dan bagus dari warung Padang sialan yang ada di sekitar tempat itu..

[JULIO FERNANDEZ]