Gay Erotic Stories

Aku baru dua tahun bertugas di dunia militer. Pangkatku hanya bintara.Sebetul-nya aku punya ijazah D-3, tapi apa daya?Peluang yang ada ketika aku lulus D-3 hanya bintara [sersan, sergeant]. Aku tidak mau mengambil risiko menunggu-nunggu kesempatan mendapatkan pekerjaan lain, sementara kebetulan ketika itu ada peluang masuk tentara. Jadi jangan sampai aku bersikap seperti kata pepatah lama : Harapkan punai terbang tinggi, burung di tangan dilepaskan. Karena itu, aku nekat mendaftar, ikut pendidikan dan akhirnya berhasil dilantik jadi bintara.

Setelah pendidikan dasar militer bintara, aku masih sempat mengikuti beberapa pelatihan untuk mendapatkan kualifikasi militer tertentu. Aku merasa beruntung bahwa aku kemudian ditugaskan di suatu pasukan elite di suatu angkatan dari Angkatan Bersenjata [Armed Forces] di negaraku. Seperti yang sering terjadi di kalangan militer dimana suatu tugas bisa datang mendadak, ternyata setelah tiga bulan aku mulai aktif di kesatuanku, kompi tempatku bertugas mendapat perintah khusus, yaitu menjaga atau mengawal gugusan pulau terpencil yang letaknya di garis depan [frontier] - yang merupakan gugusan pulau terluar dari negaraku. Mengikuti operasi militer adalah kebanggaan setiap anggota pasukan elite.Karena itu, berita tentang operasi militer menjaga perbatasan itu disambut dengan gembira oleh teman-temanku satu Kompi.

Aku merasa bersyukur dan sangat bahagia terjun di dunia militer. Betapa tidak? Aku aku adalah seorang cowok gay alias lelaki homosex.Tidaklah mengheran-kan jika aku amat menikmati kehidupan militer, karena di lingkunganku yang ada hanya laki-laki dan laki-laki saja. Aku juga amat menikmati kehidupan di asrama militer,baik setelah aku dilantik jadi bintara efektif maupun waktu aku masih duduk di sekolah calon bintara. Sebab, di asrama itu kami mandi di bangsal mandi yang muat lima sampai sepuluh orang. Bayangkan!Apakah ada yang lebih indah [dan nikmat] bagi seorang lelaki homosex selain mandi bareng telanjang-bulat dengan beberapa lelaki usia belia remaja [ delapan-belasan ]? Apalagi mereka itu adalah pemuda pilihan. Dari segi fisiknya, semuanya bertubuh atletis, ketat, dan berotot, berkat latihan fisik intens dan latihan beban yang wajib dilaksanakan oleh mereka setiap hari.

Yang kukagumi,teman-temanku sesama bintara itu umumnya mempunyai ukuran kontol yang besarnya diatas rata-rata.Mungkin kontol merea tak kalah besarnya dengan ukuran kontol RG Sang Pengusaha Toko Swalayan itu. Dengan jembut mereka yang berwarna hitam, tebal, dan tumbuh luas. Menurut pengamatanku, semua teman-temanku yang pernah mandi telanjang-bulat bareng aku itu,kontol-nya sunat semua. Meskipun boleh jadi aku tertipu! Sebab, bisa saja ada di antara mereka yang tidak sunat.Tapi karena kulupnya pendek dan karena kepala kontol -nya tumbuh makin besar saat dia dewasa,maka kontolnya nongtot dan kulupnya tertarik ke belakang, sehingga terkesan seperti sudah sunat. Dalam Bahasa Melayu Betawi, kontol atau kulup seperti itu disebut: terkelet [tekelet] .Selain itu, bulu-ketek mereka umumnya tumbuh lumayan lebat dan enak dilihat ! Yang aku sukai juga adalah, umumnya teman-teman sejawatku itu tak ragu untuk mencuci pakaian mereka sambil telanjang-bulat dan kemudian mereka menjemur pakain mereka di luar dan tanpa ragu, bertelanjang-bulat saja.

Sebelum kompi kami berangkat ke pulau-pulau perbatasan maka kami seluruh anggota kompi mendapat pembekalan tentang situasi dan kondisi pulau-pulau yang selama beberapa bulan, bahkan mungkin selama beberapa tahun,akan jadi tempat tugas dan tempat tinggal kami. Aku berharap pulau-pulau di perbatasan itu tidak berpenghuni, sehingga di luar jam dinas, kami dapat bebas berkeliaran telanjang-bulat di alam terbuka - tanpa ada yang melihat, mengganggu atau pun mempermasalahkan.

KOMANDAN KOMPIKU

Pak Vicko Alif, Komandan Peleton kami, yang berpangkat Letnan Satu [ Lettu, First Sergeant] secara rutin memimpin latihan-latihan militer maupun fisik seluruh anggota peleton. Pak Vicko adalah lelaki yang tampan. Tubuhnya atletis, ketat dan berotot. Maklumlah dia perwira abituren atau alumni suatu akademi militer yang terkenal yang tentu saja sudah dididik dengan keras [dan kejam] untuk jadi perwira yang tanggap, tanggon dan trengginas !

Nama Alif, di belakang nama Vicko, mungkin saja nama Arab, karena Alif adalah huruf pertama pada alfabet Arab.Tetapi nama Arab bisa saja dipakai oleh orang yang beragama apa saja : Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik. Bahkan juga Kristen Orthodox,Yahudi,Buddha,Hindu, Jaina,Druz [ banyak dianut di Libanon ] , Baha'i, Cao Dai [ banyak dianut di Vietnam ], Sephardic [banyak dianut di Turki] atau Zoroaster atau agama lainnya.Aku tak tahu Pak Vicko beragama apa. Yang pasti kontol[kulup,foreskin] Bang Vicko disunat ketat[high and tight].Belum pernah aku dengar Pak Vicko cerita apakah dia sunat dalam keluarga atau sunat-dinas di akademi [yang pasti dilakukan cara militer, tanpa didahului suntikan bius,tanpa anestesi]. Sehingga dijamin nyerinya luar-biasa ! Pak Vicko adalah lelaki sejati, jadi pasti bagian tubuh seorang lelaki tak akan jadi topik pembicaraannya. Lelaki yang suka bicara bagian tubuh lelaki lain. pastilah seorang cowok yang punya kecenderungan suka-sejenis [ homosex, gay ].

Aku hafal bagian-bagian tubuh Pak Vicko luar dan dalam.Karena sebagai tentara kami sering mengadakan latihan renang. Renang biasa maupun renang militer dan sesudah latihan renang kami juga sering mandi membilas badan bareng ber- telanjang-bulat.Telanjang-bulat merupakan hal biasa di dunia militer.Oleh sebab itu aku tahu bahwa ukuran kontol Pak Vicko lumayan besar.Mungkin hanya kontol kuda Arab atau kuda Australia jantan saja yang bisa mengalahkan ukuran kontol Pak Vicko. Aku dan teman-teman satu kompi juga saling hafal bagian-bagian tubuh kami masing-masing [ yang paling pribadi ], karena sangat seringnya kami bertelanjang-bulat bareng!

Kalau kesatuan kami sedang latihan di luar asrama militer dan kami berkemah atau tidur di hutan atau di lapangan, maka sudah terbiasa kami mandi bareng di alam terbuka atau di sungai [telanjang-bulat]. Aku suka sekali mencuri pandang ketelanjangan Pak Vicko, komandan kompiku yang berwajah tampan, berkulit putih-bersih dan berpenampilan muda seperti seorang taruna akmil itu.Tubuhnya yang atletis itu tampak indah bagai tubuh bidadara [bidadari berjenis lelaki] yang turun dari surga! Atau bagai lukisan lelaki telanjang di gereja-gereja kuno yang dilukis Michael Angelo.Otot-dada Pak Vicko amat menonjol ke depan ditancapi oleh sepasang puting susu yang ketat,tegang dan melenting.Perutnya rata dan berhiaskan tonjolan otot yang membentuk pola six-packs. Lengannya besar dan kekar, tungkainya atletis,dilengkapi kontol yang besar [sunat] digantungi oleh sepasang biji-peler yang proporsional ukurannya dengan batang kelaki-lakiannya yang memang ukuran besar,serta berlatar-belakang jembutnya yang hitam, tebal dan tumbuh luas ! Agh ! Indah sekali ! Amat menggoda imanku yang memang doyan sex-sejenis ! Ta'i!

Keindahan tubuh Pak Vicko "tak lupa" dilengkapi oleh sebaris bulu-ketek yang tumbuh ringan di kedua belah dataran ketiaknya. Seakan untuk jadi bukti akan kedewasaan dan kelaki-lakiannya yang sempurna. Bulu ketek Pak Vicko hanya tampak jika dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi ke atas sehingga ketiaknya exposed [terpapar] ke depan ! Aku kagum, bangga,dan sayang pada Komandan Kompi [Danki]-ku itu.Bahkan bukan tidak mungkin jika diam-diam - sadar atau tidak sadar - aku sudah jatuh cinta pada Pak Vicko. Umur kami tak berbeda jauh, mungkin hanya beda dua tahun. Pak Vicko berumur sekitar 25 tahun dan aku 23 tahun. Kami sama-sama lajang, belum [tidak ?] menikah.

Cinta dan sayangku pada Danki-ku itu aku manifestasikan [wujudkan] dengan bekerja sebaik-baiknya. Kebetulan aku dianugerahi tubuh yang kuat, otak yang cerdas dan gerakan yang tangkas. Aku bersyukur bahwa dalam diriku hampir tak ada kekurangan apapun juga.Bahkan wajahku lumayan dan fisikku sudah "jadi", berkat latihan fisik intens dan latihan beban progresif yang aku lakukan setiap hari - tanpa jeda - sejak aku umur enam-belas tahun! "Kekuranganku" [ kalau itu mau disebut sebagai "kekurangan" ] adalah bahwa aku seorang homosex murni, yang tak berminat sedikitpun pada lawan jenis.Meski begitu,tidak ada sisi feminin sedikitpun dalam diriku!Aku adalah sejantan-jantannya laki-laki,baik fisik maupun mental! Orientasi sex-ku yang suka sejenis justru meneguhkan kelaki-lakianku yang sejati, karena berhubungan sex dengan yang bukan laki-laki pun aku tak suka! Jadi, aku benar-benar laki-laki dan aku hanya butuh laki-laki ! Apalagi aku adalah seorang tentara, anggota militer, bahkan aku adalah anggota pasukan elite! Jadi, tak ada yang kurang dalam diriku, bukan ? Ta'i !

MELAYANI PAK VICKO

Sebagai bintara-pelatih [Batih], bawahan Pak Vicko, aku sering melayani Danki-ku. Batih adalah posisi yang analog dengan Perwira Operasi [XO] atau Asisten Operasi di kesatuan militer yang lebih besar.Jika kami berada di kesatuan, aku sering datang ke rumah-dinas Bang Vicko di komplex kesatuan kami.Terkadang diam-diam aku mencuci atau menggosok pakaian dinas atau pakaian preman Pak Vicko. Sekali-sekali aku menyapu dan mengepel rumah dinasnya. Jika Pak Vicko tahu bahwa aku sudah mengerjakanitu semua, dia akan berkata :

"Kau yang mengerjakan,ya ? Terima kasih ya!",lalu Pak Vicko menepuk bahuku. Aku sudah amat senang dan bahagia mendapat penghargaan [reward ] seperti itu. Bahkan tanpa penghargaan apapun juga dari Pak Vicko aku sebenarnya sudah merasa amat bahagia bisa berbuat sesuatu untuk Komandan pujaanku itu !

Meski masih berpangkat Perwira Pertama dan hanya menjabat sebagai Danki, tapi sebagai seorang perwira dan militer yang baik,Pak Vicko selalu sibuk dengan berbagai urusan dan kegiatan.Baik melakukan latihan fisik.olah-raga militer mau pun olah-raga permainan,mengurus kompinya,dan mengurus anggota kompinya beserta keluarganya.

Sebagai komandan yang baik,Pak Vicko tidak hanya penuh perhatian pada anak-buahnya,tapi dia juga tak segan-segan menghukum anggotanya dengan keras dan kejam jika mereka melanggar aturan atau disiplin militer.Setiap pelanggaran pasti akan diberikan hukuman fisik seperti lari 5 km atau push up ratusan kali atau kegiatan lain yang bisa membuat anak buahnya muntah-muntah,bahkan tak jarang semaput pingsan tak sadarkan diri karena amat kelelahan."Tidak lupa" Pak Vicko juga pasti "menyempurnakan" hukumannya dengan hukuman badan [corporal punishment]. Hukuman yang jadi favoritnya adalah tentu saja lecutan cambuk yang yang diayunkan dengan keras dan sekuat tenaga otot-ototnya yang dibentuk dengan latihan beban yang progresif serta latihan karate.Dijamin setiap lecutan cemeti yang diayunkan Pak Vicko akan mengakibatkan tubuh anak -buahnya itu jadi bilur, lebam, dan lecet berdarah ! Sekali-sekali, Pak Vicko juga memberikan hukuman[siksaan] berupa sengatan listrik,tempelan besi panas atau sundutan api rokok menyala. Memang sadis dan kejam, tapi kata Pak Vicko pada suatu kali :

"Itu lah satu-satunya cara yang tepat untuk menegakkan disiplin militer !"

Kata-kata Pak Vicko yang juga tidak pernah aku lupakan dan selalu aku jadi-kan pegangan setiap kali aku harus menghukum atau menghajar anak buah ada lah :

"Kalau mencambuk tentara harus sampai lecet-berdarah.Kalau belum lecet dan belum berdarah, itu namanya belum dicambuk !"

Kalau memberikan hukuman badan [corporal punishment] pada anak buahnya, Pak Vicko mengharuskan anak-buahnya itu bertelanjang-bulat. Agar Pak Vicko mudah mengarahkan pecutnya atau alat-siksa lain ke bagian tubuh anak buah yang jadi sasaran penyiksaan itu ! Terkadang Bang Vicko menyerahkan pecut-nya kepadaku untuk menghajar anak buah sialan itu.Maka, mau tidak mau, suka tidak suka, aku pun harus mengayunkan pecut itu sekeras-kerasnya agar dapat membiaskan bilur,lebam,lecet berdarah sesuai standard yang telah ditetapkan Pak Vicko!

Tentu saja yang dihajar dan disiksa dengan cara kejam seperti itu hanyalah para tamtama baru[new recruits] yang memang sungguh-sungguh masih perlu ditempa dan dibentuk dengan penghajaran dan penyiksaan kejam, supaya mereka benar -benar jadi lelaki tulen dan tentara sejati ! Para tamtama baru itu benar-benar ditempa oleh Pak Vicko agar jadi laki-laki dengan memaksakan latihan-latihan fisik yang intens dan latihan-latihan beban yang progresif dengan keras dan kejam sekali!

Pecut merupakan alat-ampuh yang digunakan para bintara di Kompi kami dan para Daton [Komandan Peleton] untuk menyemangati dan memaksa para Tamtama Baru itu agar mampu menjalankan latihan-latihan berat yang sungguh tidak berperi-kemanusiaan itu ! Meskipun mereka hanya berpangkat tamtama [Prajurit Dua - Prada] tetapi Pak Vicko menuntut mereka harus bersikap dan berpenampilan seperti perwira. Karena itu jika ada Prada yang kedapatan berdiri "kurang" tegap atau bicara "kurang" keras atau gerakan militernya tidak patah-patah, maka tanpa ampun Prada dan seluruh Prada Baru di Peleton itu dihukum dengan hukuman yang keras dan kejam. Minimal lari 5 km diikuti push up dan sit up 1000 kali dan masih diberi hukuman extra [bonus] berupa lecutan-lecutan cemeti yang jumlahnya akan diayunkan sesuka atasan mereka[Danton]: CEPRET!CEPRET!CEPRET! Bisa puluhan kali !Makin sadis Danton-nya makin banyak lecutan akan diberikan.Dengan demikian para Danton itu bisa menghajar dan menyiksa para Prada Baru - anak buah mereka itu - kapan saja dan dimana saja. Sebab, "kurang" tegap, "kurang" keras, atau tidak "patah-patah" adalah sangatlah relatif!Penyiksaan kejam yang dilakukan terhadap para Prada Baru itu dalam keadaan mereka bertelanjang-bulat, juga makin membangkitkan selera rendah dan dorongan nafsu sadis para Danton itu makin membara ! Tak heran jika acara seperti sering berkembang menjadi suatu orgy[pesta sex] bagi Danton sialan itu ! Ta'i !

Hukuman sadis itu juga diberikan pada para Prada Baru jika kedapatan mereka tidak mencukur bulu-ketek, tidak merapikan jembut atau di tubuh mereka ada timbunan lemak. Untuk memeriksa penampilan para Prada Baru itu, setiap hari Senin diadakan pemeriksaan fisik dari seluruh Prada Baru.Mereka semua diapel-kan di lapangan olah-raga betelanjang-bulat.Pak Vicko sendiri yang melakukan inspeksi sambil ceprat-cepret mengayunkan pecutnya ke tubuh para Prada Baru yang semuanya telanjang-bulat itu, jika ada sesuatu yang "tidak beres" di tubuh para Prada Baru sialan itu! Pak Vicko juga paling tidak suka jika ada Prada Baru yang bau-badan atau bau-ketek! Cepretan pecut yang keras sepuluh kali [atau lebih] sudah pasti akan dihadiahkan pada Prada Baru sialan yang bau itu!Untuk menghilangkan bau-badan, para Prada Baru itu diberikan kapur-sirih di peleton mereka masing-masing untuk dioleskan pada ketiak mereka,yaitu setelah mereka mencukur bulu-ketek mereka sampai klimis seperti ketiak perawan.Kapur-sirih itu digunakan sebagai pengganti deodoran.

DIPERINTAH MENGISAP KONTOL

Pada suatu hari,seperti biasa aku datang di rumah dinas Pak Vicko untuk olah-raga pagi bareng.Hari itu adalah hari libur [Sabtu], kebetulan aku dan Pak Vicko sama-sama sedang tidak giliran jaga [piket].Hari masih pagi sekitar pukul 05:00. Aku akan menemani Pak Vicko lari pagi. Biasanya Pak Vicko sudah siap, jika aku tiba di rumahnya. Tapi pagi itu Pak Vicko masih di kamar. Aku masuk lewat pintu belakang yang tidak pernah dikunci,sebab komplex militer itu aman,karena tidak dapat dimasuki orang luar dengan bebas. Ketika itu aku dengar suara Pak Vicko memanggilku dari dalam kamar :

"Julio.Masuk kesini kau", seperti biasa Pak Vicko memanggil aku "by name" dan dia menggunakan kata "kau" jika berbicara dengan aku, khas perwira abituren akmil. Ketika itu, aku langsung menjawab :

"Siap!" dan seperti lazimnya cara militer aku bergegas setengah berlari ke kamar -nya setelah sampai di depan pintu kamar Pak Vicko aku mengetuk pintu sambil berkata :

"Masuk !"

Pintu aku buka dan aku masuk. Aku lihat Pak Vicko berbaring setengah duduk telanjang-bulat.Agaknya Pak Vicko baru bangun tidur dan seperti umumnya para perwira muda,mereka selalu tidur cara-militer,yaitu telanjang-bulat.Aku memberi hormat dan Pak Vicko langsung memberi perintah lagi, katanya :

"Tutup pintunya.Kunci !", aku melaksanakan perintahnya setelah aku mengata-kan :

"Siap"

Lalu aku lihat Pak Vicko bangkit dan turun dari tempat tidurnya. Kemudian dia duduk di kursi yang ada di dekat situ, masih tetap telanjang-bulat.Aku lihat kontol Pak Vicko yang berukuran besar itu menegang,kencang,dan terkesan batangnya terangkat ke atas. Aku masih tetap berdiri tegap, sikap sempurna, meskipun aku amat tertarik pada kontolnya yang sungguh besar,jantan dan perkasa itu!Setelah Pak Vicko duduk di sofa dia memerintah aku lagi sambil menunjuk ke kontolnya yang besar dan terkesan, jantan, militeristik dan sedang ngaceng itu, katanya :

"Isap kontolku", aku ragu dengan pendengaran telingaku dan terhenyak. Di satu sisi aku amat bahagia jika diberi tugas mengisap kontolnya,tapi di lain pihak aku kecewa dengan Pak Vicko, Danki yang aku kagumi itu. Sementara aku kaget dan terhenyak itu agaknya Pak Vicko kehilangan kesabarannya,setengah membentak dia berkata dengan nada tajam : "KATAKU,KAU ISAP KONTOLKU! SEKARANG!"

Itu lah pertama kali Pak Vicko marah kepadaku dan membentak aku ! Lalu dia mencekal dan menarik leher bajuku di depan, sehingga tubuhku tertarik maju dan wajahku berada dalam jangkauan tangannya dan segera dia memberikan tamparan keras pada di kedua pipiku kiri-kanan: PLAKK!PLAKK!Aku tidak marah atau terhina dengan perlakuan Komandanku seperti itu ! Aku merasa itu haknya sebagai atasan atau aku anggap saja Pak Vicko yang adalah Komandan Kompi itu sebagai : ANKUM [Atasan yang Berhak Menghukum ].

"SIAP", jawabku dengan bersikap sempurna.Tapi aku masih ragu bagaimana aku harus memposisikan tubuhku.Sebab,wajah dan mulutku harus akses pada bagian tubuh Komandanku yang paling pribadi, yaitu : KONTOLNYA ! Tapi rupanya Pak Vicko paham akan kebimbanganku. Sebab,dia langsung memberi aku perintah :

"Berlutut kau disitu", aku menuruti perintahnya dan aku berlutut di lantai,di depan kursi yang didudukinya.Aku mendekatkan wajahku kedaerah di sekitar hamparan jembutnya, lalu aku mulai mengisap kontolnya!Tidak lupa tangan kananku ikut mengurut dan merangsang kontolnya pada bagian-bagian yang paling sensitif dari batang-kelaki-lakiannya itu, antara lain di bagian "G-Spot", seperti pada bagian yang sebelum Pak Vicko sunat adalah kulit di bagian frenulumnya !Aku berikan servis yang sebaik mungkin dan yang senikmat mungkin.Tak heran jika tak lama kemudian aku mendengar suara Pak Vicko melenguh dan mengeluh karena keenakan MMMPH!MMMPH!MMMPH! Lalu disusul oleh kemuncratan pejuhnya: CROOOT!CROOT !CROOT ! Pejuhnya banyak kental dan lumayan nikmat rasanya ketika sebagian dari pejuhnya terseruput bibirku dan terjilat oleh lidahku.Padahal aku memang dengan sengaja menyeruput dan menjilat pejuh-nya,aku memang amat berharap agar dengan minum pejuh Komandan Kompiku yang hebat itu, dapat makin meneguhkan kelaki-lakian-ku, walaupun aku adalah seorang homosex !

Sejak kejadian itu aku sering diperintah Pak Vicko mengisap kontolnya sampai pejuhnya muncrat.Sekali-sekali aku juga disuruh telanjang-bulat.Lalu tanpa ragu dan tanpa malu-malu,lobang pantatku disodomi. Makin lama tindakan Pak Vicko makin "menggila". Karena, kemudian aku sering dihajar dengan cambuk dahulu sebelum lobang pantatku dientot dengan kontol kudanya. Agaknya Pak Vicko harus membangkitan gairah syahwatnya dengan cara lebih dulu menyiksa laki-laki lain. Nanti kalau Pak Vicko sudah kawin, mungkin isterinya lah yang akan sering dihajar dan disiksa sebelum dientot ! Kelak kalau dia sudah punya anak, maka anak-anaknya [dengan alasan "mendidik"] akan jadi sasaran pelampiasan nafsu sadis-nya. Atau anak-buah milternya yang jadi sasaran ? Seperti yang terjadi dengan para Prada Baru di kompinya ? Jadi, kalau ada Komandan yang kejam dan suka menyiksa jangan dipercaya. Komandan seperti itu pasti orang sakit !

Kebetulan, saat cerita ini terjadi, aku yang berada di bawah kekuasaannya dan sering datang ke rumahnya. Jadi, kenapa bukan aku saja yang dihajar, disiksa, dan diperkosa untuk melampiaskan nafsu syahwatnya. Barangkali begitulah jalan pikiran Pak Vicko! Aku sendiri merasa ikhlas, rela, dan ridho untuk diapakan saja oleh Komandanku yang tampan, atletis, dan berkonol besar itu! Betapa tidak ?. Aku amat-sangat mencintainya! Jadi, sudah sepatutnya jika aku menyerahkan jiwa-ragaku kepadanya [submission].

EPILOGUE AND AFTERMATH

Aku yakin Pak Vicko bukan homosex.Dia straight, tetapi karena dia masih lajang tidak punya isteri apa salahnya jika dia melampiaskan syahwatnya pada "apa yang ada dulu". Itu sah-sah saja, bukan? Ta'i ! Mungkin lebih baik jika Pak Vicko melampiaskan nafsunya pada mulut atau lobang-pantatku daripada dia berzina dengan perempuan jalang.

[JULIO FERNANDEZ ]